• Beranda
  • Berita
  • Menristek: Vaksin COVID-19 harus memiliki tingkat kemanjuran tinggi

Menristek: Vaksin COVID-19 harus memiliki tingkat kemanjuran tinggi

14 Oktober 2020 21:51 WIB
Menristek: Vaksin COVID-19 harus memiliki tingkat kemanjuran tinggi
Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc,
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan vaksin COVID-19 yang dibutuhkan dan sedang diupayakan harus memiliki tingkat kemanjuran (efikasi) tinggi.

"Vaksin yang kita butuhkan bukan hanya sekadar vaksin yang tersedia dengan cepat, namun juga memiliki efficacy (kemanjuran) yang tinggi," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan, Jakarta, Rabu.

Menristek Bambang menuturkan vaksin sejak awal harus dijamin aman bagi pengguna dan tidak menimbulkan efek samping yang membahayakan.

Lalu vaksin juga harus memenuhi kemanjuran atau khasiat yang diinginkan dalam merangsang sistem imunitas untuk menghasilkan antibodi untuk mencegah virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 menginfeksi sel-sel manusia.

Baca juga: Menristek: Enam institusi kembangkan vaksin Merah Putih

Baca juga: Menristek berharap vaksin Merah Putih isi kebutuhan jangka panjang


"Awal dari vaksin adalah harus safety (aman) dulu, setelah aman, tidak ada side effect (efek samping) yang membahayakan dan baru kemudian kita bicara apakah ini memenuhi efficacy, kemanjuran, khasiatnya apakah sesuai," tuturnya.

Menristek Bambang mengatakan kesiapan penyediaan vaksin juga harus didukung dengan kemampuan peningkatan kapasitas produksi termasuk di dalamnya produksi vaksin untuk uji klinik dan penggunaannya ke masyarakat.

Dia mengatakan untuk menciptakan kekebalan populasi (herd imunity), maka minimal 70 persen dari penduduk harus diberikan vaksin atau kurang lebih 170 juta orang.

Vaksinasi terhadap jumlah penduduk yang besar juga tergantung kepada kesiapan tenaga kesehatan untuk benar-benar bisa melakukan vaksinasi.

"Memang tidak mudah melakukan program vaksinasi dengan jumlah penduduk besar dan dengan waktu yang juga diharapkan secepat mungkin karena memang kalau dari hitungan herd imunity minimal 70 persen penduduk kita yang harus diberi vaksin, kalau kita ingin mengejar herd imunity tentunya lebih aman kalau bisa 100 persen, tapi minimal 70 persen itu kita bicara 170 juta orang jadi bukan jumlahnya kecil," ujarnya.

Dengan dilakukannya vaksinasi COVID-19, maka diharapkan dapat menurunkan kematian dan dan kasus akibat COVID-19, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan masyarakat, menjaga produktivitas dan mengembalikan perekonomian masyarakat, serta mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) dan melindungi populasi manusia.*

Baca juga: Menteri: Penguatan triple helix perlancar produksi Vaksin Merah Putih

Baca juga: Eijkman: Progres Vaksin Merah Putih capai 55 persen

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020