• Beranda
  • Berita
  • Menristek berharap vaksin Merah Putih isi kebutuhan jangka panjang

Menristek berharap vaksin Merah Putih isi kebutuhan jangka panjang

14 Oktober 2020 20:28 WIB
Menristek berharap vaksin Merah Putih isi kebutuhan jangka panjang
Peneliti meriset pembuatan vaksin Merah Putih di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/8/2020). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj/pri.)

Bio Farma agar bisa melakukan hilirisasi

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro berharap vaksin Merah Putih dapat mengisi kebutuhan vaksin jangka menengah dan panjang bagi masyarakat Indonesia.

"Kita harapkan vaksin Merah Putih ini paling tidak mengisi kebutuhan jangka menengah dan panjang jangka pendeknya karena memang sebagian vaksin ini belum akan siap akhir tahun dan awal tahun depan," kata Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang dalam seminar virtual Vaksin Merah Putih: Tantangan dan Harapan, di Jakarta, Rabu.

Jika sudah ada vaksin COVID-19 lain dari luar yang sudah terbukti dan sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), maka tentunya vaksin itu akan dipakai di tahap awal.

Baca juga: Menteri: Penguatan triple helix perlancar produksi Vaksin Merah Putih

Tetapi di pertengahan tahun atau triwulan III 2021, Menristek berharap sudah mulai ada produksi dari vaksin Merah Putih.

"Tentunya kami juga meminta dukungan Bio Farma agar bisa melakukan hilirisasi dan produksi massal dari vaksin tersebut," ujar Menristek Bambang.

Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, akan membutuhkan vaksin COVID-19 dalam jumlah besar sehingga pemerintah Indonesia berupaya memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri baik dengan membuat sendiri dengan menciptakan vaksin Merah Putih maupun dengan kolaborasi dengan pihak luar.

Baca juga: Menristek: Vaksin Merah Putih untuk COVID-19 harus semanjur mungkin

Saat ini, Kementerian Riset dan Teknologi juga sedang menjajaki beberapa perusahaan swasta yang ternyata sebenarnya mempunyai kemampuan dan kapasitas produksi tapi mereka belum punya pengalaman seperti Bio Farma yang sudah 100 tahun lebih bergerak dalam produksi vaksin.

"Swasta ini mereka punya fasilitasnya punya teknologinya tapi tetap experience (pengalaman) itu sangat penting apalagi kalau sudah menyangkut uji klinis," tuturnya.

Baca juga: Eijkman: Progres Vaksin Merah Putih capai 55 persen
Baca juga: Gedung ILSC jadi pusat pengembangan Vaksin Merah Putih


 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020