"Kami memiliki sedikit alasan untuk keluar dari Formula 1 seperti halnya Bayern Munich keluar dari sepak bola," kata Kaellenius dalam diskusi virtual dengan awak media seperti dikutip Reuters, Rabu.
Baca juga: Ineos tidak tertarik ambil alih tim Mercedes F1
Baca juga: Mercedes habiskan Rp6,5 triliun untuk juarai Formula 1 musim 2019
Perusahaan mobil itu sedang mengembangkan rencana untuk membuat olahraga balap beremisi netral, termasuk melalui penggunaan bahan bakar sintetik, dan ingin memotong biaya yang diperlukan untuk berkompetisi.
"Dampak finansial bersih akan berkurang setengahnya dalam tiga tahun ke depan. Kami bahkan memiliki target pengurangan biaya yang lebih agresif di Formula 1 daripada perusahaan lainnya.
Kaellenius menekankan bahwa Daimler berada dalam "jarak serang" dalam memenuhi target emisi karbon dioksida mereka di Eropa.
Mercedes-Benz telah meningkatkan penjualan mobil elektrik dan hybrid dalam kuarter ketiga tahun inidana akan meneruskan upaya itu hingga akhir tahun, kata dia.
Sementara F1 tahun lalu meluncurkan ambisinya untuk membuat olahraga itu beremisi karbon nol pada 2030.
F1 juga akan menerapkan batas bujet baru untuk setiap tim kompetitor mulai 2021. Setelah negosiasi yang panjang, F1 akan mengurangi biaya pengeluaran berkala setiap tahunnya.
Batas bujet itu akan dimulai dari 145 juta dolar AS pada tahun depan, dan menurun menjadi 140 juta dolar di tahun selanjutnya, kemudian 135 juta dolar untuk 2023-25.
Baca juga: Aturan baru F1 bikin Racing Point optimistis bisa lebih kompetitif
Baca juga: Hamilton tak pernah membayangkan meraih kemenangan ke-91
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020