AS setujui obat Ebola pertama dari Regeneron

15 Oktober 2020 10:21 WIB
AS setujui obat Ebola pertama dari Regeneron
Seorang petugas kesehatan Kongo menyiapkan pemberian vaksin Ebola pada seorang pria terinfeksi di Pusat Kesehatan Himbi di Goma, Republik Demokratik Kongo, (17/7/2019). ANTARA/REUTERS/Olivia Acland/aa

Hal yang kami lakukan hari ini menunjukkan komitmen yang dijalankan FDA dalam merespons ancaman terhadap kesehatan masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, berdasarkan pada sains dan data,

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pada Rabu (14/10) memberikan persetujuan untuk campuran tiga antibodi dari Regeneron Pharmaceuticals sebagai pengobatan pertama untuk virus Ebola.

Campuran tersebut, Inmazeb, adalah obat yang disuntikkan ke pembuluh darah dan telah diizinkan untuk digunakan oleh orang dewasa dan anak-anak, setelah diuji secara klinis pada 382 orang yang terinfeksi virus Ebola Zaire, menurut FDA.

“Hal yang kami lakukan hari ini menunjukkan komitmen yang dijalankan FDA dalam merespons ancaman terhadap kesehatan masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, berdasarkan pada sains dan data,” kata Komisioner FDA, Stephen Hahn, dalam pernyataan.

Sebelumnya, FDA telah memberikan persetujuan untuk Ervebo sebagai vaksin pencegahan penyakit Ebola pertama, pada Desember 2019.

Perusahaan Regeneron menyebut bahwa pihaknya juga telah berbicara dengan FDA mengenai pemberian izin penggunaan darurat bagi campuran dua antibodi yang dikembangkannya untuk COVID-19, yang diberikan dalam merawat Presiden AS Donald Trump.

Dua pengobatan Regeneron itu merupakan kelas obat yang dikenal dengan istilah “antibodi monoklonal”, yakni salinan antibodi yang dibuat dari antibodi dari sistem imun sebagai senjata utama melawan infeksi.

Sumber: Reuters

Baca juga: WHO berharap gunakan vaksin ebola atasi wabah di Kongo
​​​​​​​
Baca juga: WHO: Ebola di RD Kongo kini mencapai 60 kasus

Baca juga: Antibodi Regeneron diminati setelah perawatan Trump


 

Kemenkes Gelar Simulasi Penanggulangan Ebola

Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020