Ciri rambut rontok yang tak wajar

15 Oktober 2020 15:35 WIB
Ciri rambut rontok yang tak wajar
Ilustrasi rambut rontok (Pixabay)
Jangan khawatir bila melihat helai-helai rambut rontok di bantal pada pagi hari sebab rontok adalah sesuatu yang lumrah terjadi. Namun, Anda harus waspada bila merasa kerontokannya lebih parah dari biasanya.

Seperti apa ciri rambut rontok yang tidak wajar?

"Normalnya, rambut rontok maksimal 100 lembar per hari. Kalau lebih dari itu, harus hati-hati," kata Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Endi Novianto, SpKK (K), FINSDV, FAADV dalam webinar, Kamis.

Jika Anda ingin memastikan jumlah rambut yang rontok setiap hari, Anda bisa mengeceknya setiap pagi di bantal, saat keramas, yang menempel di shower cap hingga ketika mengaplikasikan tonik jelang tidur.

Tapi cara yang mudah adalah melihat apa yang terjadi ketika Anda mengusap kepala. Bila gerakan seperti mengusap saja membuat banyak helai rambut berjatuhan, itu adalah pertanda ada yang tidak beres.

Endi menjelaskan, ada banyak faktor yang menimbulkan kerontokan rambut. Stres psikologis, kelelahan, hingga penyakit yang membuat sistem imunitas terganggu.

Kebiasaan menggunakan alat pencatok atau pengering rambut yang panas terlalu sering juga dapat mengganggu kondisi akar rambut. Sama halnya dengan cara mengikat rambut. Bila ikatan rambut terlalu kencang, kemungkinan rambut rontok jadi lebih besar. Menggunakan hair spray dengan cara yang salah juga menyebabkan kerontokan.

"Kalau suka kebiasaan jambak-jambak rambut, puntir-puntir rambut, itu juga berpengaruh," ujar dia.

Konsumsilah makanan yang bernutrisi tinggi untuk mencegah kerontokan rambut.

Anda juga bisa memilih metode terapi Platelet-Rich Plasma (PRP) plasma darah kaya trombosit yang disuntikkan ke kulit kepala untuk merangsang folikel rambut, mendorong tumbuhnya rambut baru sehingga lebih tebal.


Baca juga: Atasi rambut rontok dengan makanan mengandung protein hingga biotin

Baca juga: COVID-19 bisa sebabkan pasien alami rambut rontok

Baca juga: Plasma darah kaya trombosit bisa untuk terapi atasi kebotakan

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020