Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) yang bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar."Karena Indonesia, negara yang kita cintai ini, lahir dari para pemimpi dan para pejuang yang tak kenal lelah bergerak memperjuangkan mimpinya yaitu Indonesia Merdeka,"...
"Kami mengajak para peserta pendidikan Guru Penggerak agar bermimpi untuk sebuah cita-cita dan harapan, karena saat ini mimpi Bangsa Indonesia adalah Indonesia emas, yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, dimana sumber daya manusianya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan Kemendikbud, Iwan Syahril, dalam webinar di Jakarta, Kamis.
Iwan mengajak para guru untuk memberanikan diri untuk bermimpi, beranikanlah diri untuk bermimpi setinggi-tingginya.
"Karena Indonesia, negara yang kita cintai ini, lahir dari para pemimpi dan para pejuang yang tak kenal lelah bergerak memperjuangkan mimpinya yaitu Indonesia Merdeka," jelas dia.
Baca juga: Nadiem minta guru penggerak hadirkan pembelajaran yang bermakna
Seperti yang diarahkan oleh Presiden Joko Widodo, lanjut Iwan, untuk meraih mimpi tersebut ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu kerja keras dan inovasi.
"Kita harus kerja keras, kerja cepat, kerja produktif. Jangan berorientasi pada proses, tapi harus berorientasi pada hasil yang nyata,” katanya.
Untuk itu, melalui Program Guru Penggerak, Pemerintah melalui Kemendikbud akan menjadikan fokus dan orientasi dari setiap guru adalah kepada murid dan pembelajaran merdeka. “Kita akan mendorong calon guru penggerak menjadi pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan yang berpusat kepada murid, yang memandang anak dengan rasa hormat," tambah Iwan Syahril.
Iwan mengingatkan para guru yang terpilih sebagai Guru Penggerak untuk selalu mengingat mengapa motivasi awal saat seleksi, karena perjalanan selama sembilan bulan tidak sebentar, semangat yang naik turun pasti terjadi.
"Ingat bahwa Anda tidak sendirian melalui hal ini. Ada Pengajar Praktik (Pendamping), Fasilitator dan rekan sesama calon guru penggerak yang bisa menjadi sumber energi yang tak terbatas. Bapak/Ibu adalah bagian dari komunitas pembelajar yang senantiasa saling mendukung," imbuh dia.
Baca juga: Kemendikbud tantang guru ikuti program Guru Penggerak angkatan kedua
PPGP dirancang dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama sembilan bulan. Program tersebut didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan. Untuk itu, sebanyak 70 persen kegiatan dilakukan dalam bentuk on-the-job training di mana guru sebagai peserta PPGP tetap bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah.
Selanjutnya, 20 persen kegiatan dirancang dalam bentuk kegiatan belajar bersama rekan sejawat dan 10 persen sisanya dilakukan dalam bentuk pembelajaran bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.
Penyelenggara teknis Pendidikan Guru Penggerak akan di laksanakan oleh enam PPPPTK (P4TK), yaitu P4TK IPA di Kota Bandung Jawa Barat, P4TK PKn dan IPS di Kota Batu Jawa Timur, P4TK Bahasa di DKI. Jakarta, P4TK Penjas dan BK di Kabupaten Bogor Jawa Barat, P4TK Matematika di DI Yogyakarta, dan P4TK TK dan PLB di Kota Bandung Jawa Barat.
Baca juga: Sebanyak 639 pendaftar lulus sebagai Pendamping Calon Guru Penggerak
Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020