Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo minta agar pelaku usaha dapat menjadi inisiator dalam mengembangkan pertanian di perkotaan (urban farming), sebagai salah satu upaya menjaga ketahanan pangan nasional.... Kemampuan pemerintahan sangat terbatas, makanya swasta harus bisa membuka jalan dengan berbagai kreasi untuk menghadapi tantangan
Hal itu dikatakan Mentan saat mengunjungi perkebunan hidroponik milik PT Asabi di Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Minggu. Dalam kunjungannya, Mentan meninjau proses pembibitan hingga pengemasan sayur menuju pasar penjualan di wilayah Jabodetabek.
"Saya ke sini untuk melihat tanaman sayur dan berbagai inovasi yang sudah menggunakan teknologi buatan anak bangsa. Misalnya di sini ada rumah pengering yang tidak pakai listrik dan tidak pakai macam-macam. Semuanya betul-betul green house," kata Mentan melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Mentan menjelaskan permintaan sayuran meningkat dua kali lipat saat pandemi. Artinya, permintaan ini harus dipenuhi dengan didorongnya pertanian di kota-kota besar, yang tidak memiliki lahan besar.
Syahrul menyebutkan dengan lahan seluas 500 meter, penghasilan dari produksi dan penjualan sayur bisa menghasilkan Rp40 juta per bulan.
Menurut dia, keterlibatan swasta dalam mendukung ketahanan pangan nasional harus didorong menjadi lebih besar. Pertanian semacam ini bahkan telah membuktikan bahwa hidroponik bisa dilakukan oleh semua kalangan.
"Memang tidak mungkin semuanya dilakukan oleh pemerintah. Kemampuan pemerintahan sangat terbatas, makanya swasta harus bisa membuka jalan dengan berbagai kreasi untuk menghadapi tantangan," kata dia.
Baca juga: Tinjau sawah di Cakung, Mentan minta DKI pertahankan "urban farming"
Baca juga: Ikhtiar pemenuhan ketahanan pangan saat pandemi di perkotaan
Presiden Asabi Agricon, Harlan Bengardi, mengapresiasi atas perhatian Mentan ke perkebunan hidroponik miliknya. Menurut dia, kunjungan ini bisa membuat perusahan swasta semakin bersemangat dalam mendorong ketahanan pangan nasional.
Menurut Harlan, masa depan pertanian urban farming selama setahun terakhir memiliki sirklus yang sangat baik. Hal itu dipengaruhi karena cuaca yang sudah tidak menentu dan lahan yang semakin sempit.
Ia berharap perkebunan Asabi bisa menjadi contoh bagi masyarakat yang ingin memulai bisnis sayur melalui metode hidroponik. Apalagi, kebutuhan sayur di wilayah Jabodetabek semakin meningkat.
"Konsep urban farming itu memang bukan untuk menyediakan lapangan kerja, melainkan untuk memaksimalkan lahan kecil agar bisa menjadi lahan produktif. Semoga ke depan masyarakat mulai bisa menerapkan urban farming," kata dia.
Baca juga: Petani Ibu Kota di lahan terbatas
Baca juga: Pertanian pekarangan jaga ketahanan pangan keluarga di era pandemi
Baca juga: Indef nilai "urban farming" akan berperan penting pascapandemi COVID
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020