Kegeraman Arif Fathoni yang juga Anggota Komisi A DPRD Surabaya ini terlihat dari status unggahan media sosial facebook miliknya, Senin.
"Orang mau membangun kota secara adil dan merata kau bilang mau merusak apa yang sudah dibangun, hatimu terbuat dari apa? apa karena tertutupi kehendak sang tuan pemilik tanah oloran di timur Surabaya,' kata Toni dalam status medsosnya.
Seperti diketahui, tanah oloran di sepanjang tepi pantai timur Surabaya banyak dikuasai pengembang dengan pemilik modal besar. Toni, sapaan Arif Fathioni, menduga, penguasa Surabaya tidak ingin terusik kepentingannya ketika berganti kepemimpinan.
Baca juga: Golkar berharap Bawaslu Surabaya adil menertibkan APK paslon pilkada
''Orang mau membangun Pasar Tunjungan yang mati, kau bilang mau merusak kota? lalu hatimu terbuat dari apa hingga tidak melihat jeritan para pedagang dan pernak perniknya?'' kata Toni masih dalam status yang diunggah.
Dikonfirmasi mengenai kebenaran status tersebut, Toni yang Sabtu (18/10) dikukuhkan sebagai Ketua DPD Partai Golkar Surabaya mengaku akun facebook tersebut miliknya. Ia membenarkan ada upaya penjegalan dari penguasa Surabaya saat ini dengan menggiring opini masyarakat bahwa kalau bukan pilihanya maka wali kota ke depan hanya akan merusak apa yang sudah dibangun.
''Ini sama sekali tidak benar dan jahat sekali mempermainkan psikologi massa untuk kepentingan kekuasaan dengan mencitrakan pesaing hanya akan merusak program-program yang sudah berjalan,'' katanya.
Menurut Toni, niatan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman tulus bersama rakyat membangun Kota Surabaya. Sebab, dari sisi keekenomian dan ambisi kekuasaan, kedua orang tersebut sudah tuntas sehingga dirinya memastikan keduanya benar-benar tulus mengabdi.
''Orang mau kasih dan pembangunan Rp150 juta per tahun ke RT kau bilang mau merusak kota, lalu hatimu terbuat dari apa atas jeritan warga yang tidak mendapatkan layanan infrastruktur dasar secara merata?,'' ujar Toni menyambut status miliknya.
Menurutnya, hal ini aneh lantaran ada orang bekeinginan tampil untuk memajukan Kota dengan melibatkan partisipasi semua lapisan masyarakat, namun disebut hendak merusak kota. ''Orang mau bawa pembangunan kota dengan melibatkan semua pihak, kau bilang mau merusak kota, lalu hatimu terbuat dari apa, hingga dengan siapapun wakilmya kau campakan,'' ujarnya.
Baca juga: Golkar Surabaya awasi distribusi bantuan pemerintah jelang pilkada
Ketika disinggung apakah status tersebut sindiran terhadap Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Toni mengatakan biar masyarakat yang menilai. "Saya kira masyarakat paham lah," katanya.
Toni kian tak habis pikir ketika program MA-Mujiaman untuk memberikan Rp1 juta per Kepala Keluarga (KK) apabila kelak terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota tetap dituding hendak merusak kota. Sementara saat ini, banyak KK yang belum mendapat bantuan meski sudah diusulkan para Ketua RT. Akibatnya, para Ketua RT dikejar oleh warganya.
''Sebenarnya hatimu terbuat dari apa? hingga hobimu hanya marah, nangis dan bersujud bukan kepada Tuhan YME,'' jata Toni menutup statusnya.
Diketahui Pilkada Surabaya 2020 diikuti pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Armuji. Paslon nomor urut 1 tersebut diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung oleh PSI. Selain itu mereka juga mendapatkan tambahan kekuatan dari enam partai politik non parlemen, yakni Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Hanura, Partai Berkarya, PKPI, dan Partai Garuda.
Sedangkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman dengan nomor urut 2 diusung koalisi delapan partai yakni PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Nasdem serta didukung partai non-parlemen yakni Partai Perindo.
Baca juga: Anggota F-Golkar Surabaya gunakan dua bulan gaji untuk baksos COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020