Dikutip dalam laman resmi klub dari Jakarta, Selasa, sampai bulan September lalu para penggawa Laskar Antasari menerima gaji sebesar 50 persen sesuai ketentuan PSSI.
"Insya Allah kewajiban kita akan kita laksanakan dengan sebaik-baiknya. Bukan kita tidak memperhatikan kesejahteraan pemain, tentu kita sangat memperhatikan itu, karena nilai kita kan kekeluargaan,” kata CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman.
Baca juga: Barito Putera beri sinyal kompetisi tak akan dilanjutkan 1 November
Baca juga: Barito Putera minta PSSI sosialisasikan nasib kompetisi
Hasnuryadi mengatakan pihaknya tak ingin membuat pemain kebingungan dengan status mereka di klub. Besaran gaji 50 persen itu pun sudah berdasarkan pertimbangan matang mengingat semua klub mengalami permasalahan finansial.
Di samping memenuhi hak pemain, Rizki Pora dan kawan-kawan juga tetap menjalankan program yang diberikan pelatih yakni latihan mandiri di rumah. Dengan begitu hak dan kewajiban para pemain tetap terpenuhi.
“Kalau masalah kewajiban klub terhadap pemain saya pikir kita masih di ambang profesionalitas. Jadi semua kebutuhan itu memang masih wajar,” kata Manajer Barito Putera Mundari Karya.
Baca juga: Barito Putera minta PSSI segera berikan kepastian status Liga 1
Saat ini manajemen Laskar Antasari itu meliburkan para pemainnya dari aktivitas latihan bersama hingga 14 November dan akan kembali dikumpulkan serta menjalani latihan bersama sehari setelahnya.
Keputusan meliburkan pemain hingga November berdasarkan keputusan bersama antara jajaran manajemen maupun pelatih. Apalagi pihak kepolisian belum memberikan lampu hijau penyelenggaraan.
Pelatih Barito Putera Djadjang Nurdjaman mendesak agar federasi dan operator segera memutuskan nasib kompetisi dan tak membiarkannya terombang-ambing. Pasalnya, kejelasan status kompetisi akan berdampak pada rencana program tim.
“Semoga liga dapat terealisasi dan tidak ditunda lagi agar tidak mempengaruhi kebugaran tim," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2020