Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I SIM Aceh, Zakaria Ahmad di Banda Aceh, Selasa, mengatakan karena adanya daerah shear line mengakibatkan cuaca ekstrem semakin berpeluang terjadi.
"Posisi Sirkulasi Eddy ini berada di sebelah barat Pulau Sumatera. Juga terdapat daerah shear line yang dapat meningkatkan potensi pembentukan awan-awan konvektif," ujarnya.
Kedua fenomena alam di lapisan atmosfer tersebut telah menyebabkan perlambatan massa udara, khususnya di provinsi paling barat Indonesia ini.
Baca juga: BMKG: Sirkulasi Eddy landa wilayah di Aceh hingga akhir pekan
Baca juga: Pelayaran lintas Meulaboh-Simeulue Aceh dibatalkan karena cuaca buruk
Lalu dampak ditimbulkan terjadinya penumpukan massa udara, dan ditambah lagi dengan kelembapan udara yang tinggi di bagian lapisan atas, makan mendukung pertumbuhan awan-awan hujan.
"Ini mengakibatkan fenomena cuaca ekstrim, seperti hujan lebat yang disertai kilat atau petir dan angin kencang baik pada siang, sore hingga malam hari," katanya.
Sejumlah wilayah di Aceh, hari ini berpotensi turun hujan, seperti Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara,.
Sedangkan pada Rabu (21/10), hujan berpeluang turun di wilayah Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara.
Akibat kedua fenomena alam ini juga menyebabkan gelombang tinggi mencapai 4 meter berpotensi terjadi di wilayah perairan Aceh dalam beberapa hari ke depan.
"Gelombang tinggi capai 4 meter lebih berpotensi di perairan utara Sabang, Samudra Hindia barat Aceh, dan sekitarnya. Kita imbau pengguna jasa transportasi laut, dan nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan," tutur Zakaria.*
Baca juga: BMKG ingatkan waspadai dampak Sirkulasi Eddy di wilayah Aceh
Baca juga: BMKG: Hujan dan angin kencang berpeluang landa wilayah Aceh
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020