"Kami mau memastikan semua orang yang memanfaatkan ini, berangkat, pulang dalam perjalanan sehat. Itu target kita," kata Pejabat Kemenlu Denny Abdi di Batam, Kepulauan Riau, Rabu.
Menurut dia, apabila TCA sukses tanpa ada yang terpapar virus Corona, maka diharapkan, pembukaan akses antardua negara bisa lebih besar lagi.
"Tentu, di mana kedua negara memiliki kemampuan untuk menjaga itu. Yang penting jangan sampai ada orang yang lolos, mengidap COVID-19 melakukan perjalanan. Dan ini tugas masing-masing negara," kata dia.
Baca juga: Presiden Jokowi dan PM Jepang sepakati "Travel Corridor Arrangement"
Saat ini, TCA Indonesia-SIngapura terbatas pada perjalanan bisnis yang penting, perjalanan diplomatik dan perjalanan kedinasan yang mendesak. Pintu masuk Indonesia ditetapkan hanya dua, yaitu Bandara Soekarno Hatta dan Terminal Feri Batam Centre.
Ia menjelaskan, dalam TCA, setiap orang dari Indonesia yang ingin bepergian ke Singapura harus memiliki sponsor di Negara Singa.
"Kalau dia pebisnis, berarti sponsornya pebisnis di Singapura. Kalau dia pemerintah, berarti pengundang di pemerintah Singapura," kata dia.
Pengundang di Singapura kemudia mengajukan 'save travel pass' kepada pemerintah Singapura.
Baca juga: Singapura tetap pada satu terminal feri TCA
Apabila mendapatkan izin, baru kemudian bisa menyiapkan tiket, dan melakukan tes usap selambat-lambatnya tiga hari sebelum berangkat, dan hasilnya negatif.
Setibanya di Singapura, warga yang memiliki hak itu harus kembali menjalani tes COVID-19 kedua.
"Dengan mekanisme ini, maka orang tidak perlu lagi karantina 14 hari, cukup menunggu hasil PCR tes kedua, dia bisa berkegiatan," kata Denny.
Ia menyatakan, dengan pemeriksaan tes PCR ganda, maka diharapkan penumpang dalam kondisi sehat.
Maka, bila berjalan bagus, maka ekonomi akan membaik, dan kesehatan tetap dijaga.
"Kita harus tetap menjaga masyarakat kita tetap sehat," katanya
Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020