• Beranda
  • Berita
  • Kasus aktif COVID-19 di Indonesia turun signifikan

Kasus aktif COVID-19 di Indonesia turun signifikan

22 Oktober 2020 22:05 WIB
Kasus aktif COVID-19 di Indonesia turun signifikan
Aktivitas sebuah keluarga di rumah yang menerapkan protokol kesehatan dengan penggunaan masker dan pelindung wajah. ANTARA/Firman

Pada Maret 2020 rata-rata kasus aktif berada di angka 91,26 persen, sangat tinggi dan kemudian ini terus mengalami penurunan,...

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan kasus aktif COVID-19 di Indonesia turun signifikan berdasarkan grafik penurunan persentase kasus aktif tingkat nasional.

"Persentase kasus aktif di Indonesia terus mengalami penurunan sejak awal pandemi. Pada Maret (2020) rata-rata kasus aktif berada di angka 91,26 persen, sangat tinggi. Kemudian ini terus mengalami penurunan," katanya saat memberikan keterangan pers perkembangan penanganan COVID-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis.

Ia melanjutkan, penurunan grafik terlihat lagi pada April 2020 menjadi 81,57 persen. Pada Mei menurun lagi menjadi 71,35 persen, Juni menjadi 57,25 persen, Juli turun menjadi 44,02 persen, Agustus turun lagi menjadi 28,26 persen, September turun lagi menjadi 23,74 persen, dan per-22 Oktober 2020 persentase kasus aktif sudah turun lagi menjadi 16,8 persen.

Penurunan persentase dari bulan ke bulan menurut Wiku cukup drastis dan itu merupakan perkembangan yang sangat baik.
Baca juga: Pemerintah catat kasus aktif COVID-19 20 Oktober turun 6,7 persen

“Kasus aktif, harapannya dapat terus menurun dan ditekan hingga tidak ada kasus aktif sama sekali hingga semuanya sembuh. Kasus aktif dapat ditekan dengan meminimalisir penularan dan seluruh lapisan masyarakat dapat berkontribusi melaksanakan 3M yaiu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan, ujarnya.

Namun, meski secara nasional persentase kasus aktif menunjukkan hasil yang baik, masih ada Kabupaten/kota yang memiliki jumlah kasus aktif diatas 1000. Wiku Adisasmito menyebut ada 12 kabupaten/kota yang menjadi sorotan karena belum menunjukkan peningkatan hasil yang signifikan.

Keduabelas daerah itu ialah Bekasi (1.039), Jakarta Pusat (1.211), Jakarta Utara (1.343), Kota Bekasi (1.410), Bogor (1.484), Kota Depok (1.897), Jakarta Selatan (1.952), Kota Jayapura (1.959), Jakarta Barat (2.023), Jakarta Timur (2.781), Kota Padang (2.816) dan Kota Pekanbaru (2.909).

Sangat disayangkan, ke-12 kabupaten/kota ini kondisinya sudah bertahan selama berminggu-minggu dengan jumlah kasus aktif yang diatas 1000 kasus.

Diakui, memang 12 kabupaten/kota ini masuk dalam kategori kota besar yang aktivitas ekonominya sudah berjalan.
Baca juga: Persentase kasus aktif COVID-19 di Indonesia sedikit di bawah dunia

Dan ini kata Wiku menjadi tantangan terbesarnya adalah protokol kesehatan dapat benar-benar dijalankan dalam setiap aktivitas masyarakatnya.

"Dimohon Pemda dari 12 kabupaten/kota tersebut untuk dapat bekerja kerasa menekan angka kasus aktif ini dengan secara tegas mengawasi kedisiplinan masyarakatnya dalam melaksanakan protokol kesehatan, utamanya dalam sektor-sektor ekonomi dan sosial yang sudah berjalan," pesannya.

Disamping itu, perkembangan penanganan COVID-19 per-22 Oktober 2020 menunjukkan jumlah kasus aktif sebanyak 63.576 kasus atau atau 16,8 persen dibandingkan rata-rata dunia di angka 21,9 persen.

Penambahan kasus positif sebanyak 4.432 kasus, jumlah kasus sembuh sudah menembus angka 301.006 kasus atau 79,9 persen dibandingkan rata-rata dunia sebesar 75,1 persen dan kasus meninggal sebanyak 12.959 kasus atau 3,4 persen dibandingkan rata-rata dunia 2,85 persen.
Baca juga: 60-70 persen kabupaten/kota catat kasus aktif COVID-19 di bawah 100
Baca juga: Satgas: Persentase kasus aktif COVID-19 nasional terus turun

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020