Perdana Menteri Peru Walter Martos saat jumpa pers mengatakan pemerintah telah meminta data hasil riset dan uji klinis calon vaksin ke AstraZeneca, tetapi perusahaan belum mengirim informasi tersebut.
"Perusahaan-perusahaan lain dapat memenuhi permintaan kami, tetapi AstraZeneca tidak," kata Martos.
"Mereka menawari kami jumlah vaksin yang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawari kami jumlah vaksin yang banyak dengan biaya lebih rendah," kata dia.
Dalam kesempatan lain, otoritas di Brazil pada Rabu (21/10) mengatakan seorang relawan meninggal saat mengikuti uji klinis calon vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca dan University of Oxford. Namun, pemerintah menyebut uji klinis vaksin masih akan terus berlanjut.
Martos mengatakan Peru masih mungkin menghadapi gelombang kedua pandemi COVID-19, meskipun kasus baru saat ini cukup rendah. AstraZeneca berencana mengadakan uji coba vaksin di Peru.
Tingkat penularan dan kematian akibat COVID-19 di Peru telah menurun sejak September 2020. Total kasus positif COVID-19 di Peru per Selasa (20/10) mencapai 876.885 jiwa, yang 33.937 di antaranya meninggal dunia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Peserta uji vaksin COVID-19 AstraZeneca di Brazil meninggal
Baca juga: AstraZeneca lanjutkan uji coba vaksin di Jepang
Baca juga: Italia mungkin mulai suntikkan vaksin COVID-19 akhir November
RI amankan 100 juta dosis vaksin Inggris AstraZeneca
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020