Perjalanan panjang peresmian Stadion Lukas Enembe di Kampung Harapan Sentani Kabupaten Jayapura menimbulkan pro dan kontra karena sebelum diresmikan Gubernur Papua Lukas Enembe bernama Stadion Papua Bangkit.
Stadion tersebut memiliki tempat duduk untuk 42.000 penonton dan dibangun sesuai dengan standar internasional memenuhi peraturan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dengan luas stadion mencapai 71.697 meter persegi di atas lahan 13 hektare.
Baca juga: PB PON minta maaf, peresmian kegiatan PON XX dilakukan secara virtual
Stadion Lukas Enembe dibangun sejak tahun 2016 hingga tahun anggaran 2020 dengan dukungan dana otonomi khusus dan APBN hingga APBD Provinsi Papua telah menghabiskan anggaran berkisar Rp1,3 triliun
Dana pembangunan stadion tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua Rp1,3 triliun.
Bangunan fisik stadion itu dibangun dengan empat periode tahun anggaran dimulai sejak 2016 sebesar Rp 228,6 miliar, tahun 2017 sebesar Rp 447,2 miliar, tahun 2018 sebesar Rp 879,3 miliar serta pada tahun 2019 telah dianggarkan juga sebesar Rp2,2 triliun.
Sementara pada APBD 2020 anggaran untuk penyelenggaraan PON 2021 disiapkan sebesar Rp2 triliun. Sedikitnya, ada empat arena olahraga yang dibangun yakni istora Papua bangkit, arena atletik, arena kriket, dan lapangan hoki baik di dalam maupun di luar stadion.
Gubernur Papua Lukas Enembe mengakui, keberadaan bangunan Stadion Lukas Enembe telah menjadi kebanggaan khusus bagi masyarakat di tanah Papua.
Dengan fisik bangunan stadion berkapasitas internasional, menurut Gubernur Lukas Enembe, diharapkan kehadiran stadion itu mampu menjadi tempat untuk melatih dan melahirkan atlet Papua berkelas dunia.
"Saya harapkan setelah Stadion Lukas Enembe menjadi saksi sejarah baru di dunia olahraga Indonesia karena Papua torang bisa menjadi penyelenggara PON XX Papua 2021,"ungkap Gubernur Lukas Enembe pada peresmian stadion di Kampung Harapan Sentani Kabupaten Jayapura.
Baca juga: PB PON: hitung mundur 362 hari tanda Papua siap
Ia mengharapkan semua elemen masyarakat di tanah Papua untuk bersama dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, KONI dan panitia besar PON Papua dalam menyukseskan pesta olahraga PON XX Papua 2021.
Melalui fasiitas stadion Lukas Enembe yang telah diresmikan ini, lanjut Gubernur Lukas Enembe, warga Papua dapat membuktikan kepada masyarakat di seluruh Indonesia bahwa Papua torang bisa menjadi tuan rumah penyelenggara PON XX Papua 2021.
"Mari kita bersatu mendukung pemerintah, KONI dan PB PON sebagai penyelenggara PON Papua 2021 dengan melahirkan banyak prestasi bagi atlet dari tanah Papua,"harapnya.
Nominasi terbaik dunia
Kontraktor pelaksana pembangunan PT PP (Persero) Tbk yang merupakan BUMN investasi dan konstruksi, mengklaim Stadion Papua Bangkit yang kini berubah nama stadion Lukas Enembe di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua sebagai stadion terbaik dan termegah kedua yang ada di Indonesia setelah Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.
"Perseroan sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Papua yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk berkontribusi dalam membangun salah satu stadion termegah di Indonesia ini,"kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP (Persero) Agus Purbianto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Hal tersebut disampaikan usai proyek pembangunan Stadion Papua Bangkit tersebut diresmikan secara langsung oleh Gubernur Papua Petahana Lukas Enembe pada Jumat malam (23/10) dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 secara ketat.
Baca juga: PP klaim Stadion Papua Bangkit termegah setelah GBK
Desain stadion ini disesuaikan dengan budaya masyarakat Papua, yaitu Honai. Karena keunggulannya, Stadion Lukas Enembe berhasil masuk sebagai salah satu nominasi stadion terbaik dunia 2019 yang diselenggarakan oleh media online asal Polandia, yaitu StadiumDB.com.
Stadion ini bersaing dengan 21 (dua puluh satu) stadion lainnya yang berasal dari 19 negara yang untuk menjadi yang terbaik.
Dikatakan, stadion di Papua awalnya dibangun untuk menyambut penyelenggaraan PON XX Papua Tahun 2020 yang pertama kali akan berlangsung di Papua.
Stadion ini memiliki kapasitas sebesar 42.000 penonton dimana seluruh fasilitas stadion ini telah berstandar internasional.
"Mulai dari bangunan yang dibuat hingga 3 lantai, lintasan atletik telah tersertifikasi IAAF, lapangan yang telah mengikuti standar FIFA, serta sarana pendukung lainnya yang didatangkan langsung dari luar negeri," kata Agus.
Stadion ini terdiri dari dua lapangan, yaitu lapangan utama dan lapangan pemanasan. Pembiayaan pembangunan stadion ini didanai oleh APBD Provinsi Papua senilai Rp1,3 triliun. Pada bulan Oktober 2020 ini, Stadion Papua Bangkit resmi mengalami perubahan nama menjadi Stadion Lukas Enembe.
Berbekal pengalaman dan hasil kualitas pekerjaan yang dimiliki oleh Perseroan, Agus mengatakan, dapat menyelesaikan pembangunan stadion ini tepat waktu dimana Perseroan telah menyelesaikan pembangunan stadion ini sejak bulan Juni 2019.
Atlet internasional Papua
Kehadiran Stadion Lukas Enembe telah menjadikan ikon tersendiri bagi masyarakat di tanah Papua karena sarana olahraga yang dimiliki berkapasitas Internasional.
Beberapa atlet Internasional dari Papua sebut saja Raena Lisa Rumbewas, lifter angkat besi. Prestasi Lisa Rumbewas di ajang Olimpiade Sydney 2000 meraih medali perak di kelas 48 kg putri.
Selanjutnya, pada Olimpiade Athena 2004, Lisa kembali menyabet medali perak di kelas 53 kg putri. Namun, pada Olimpiade Beijing 2008, Lisa hanya menempati posisi keempat dengan total angkatan 206 kg.
Selain Olimpiade, ia juga pernah bikin harum Merah Putih dengan meraih medali perak kelas 53 kg di Kejuaraan Dunia Angkat Besi tahun 2006 di Santo Domingo, Republik Dominika. Tak hanya itu, medali perunggu kelas 48 kg putri Asian Games 2002 Busan.
Pada cabang karate atlet Papua Novilus Yoku (karate), Monica, salah satu atlet menembak putri asal Papua berhasil menduduki peringkat kelima dunia kategori air rifle match berjarak 10 meter putri di Jerman.
Serta sejumlah pemain sepak bola timnas Indonesia di antaranya Boaz Solossa, Aples Tecuari, Elie Aiboy, Osvaldo Haay, Titus Bonay dan atlet timnas futsal Indonesia asal Merauke Jailani Ladjanibi. Beberapa nama lainnya menjadi langganan mengisi daftar pemain inti timnas Indonesia.
Baca juga: Menpora minta media gaungkan PON XX
Begitu pun pada cabang tinju atlet asal Papua telah mengharumkan nama Indoensia di pertandingan Internasional pada SEA Games di antaranya Beny Maniani, Charles Yerisetouw, Carol Renwarin, Menase Bonsapia, Lodwick Akwan, Theo Karubaba, Sepi Karubaba dan sejumlah nama petinju lainnya.
Atlet hoki asli Papua memperkuat Timnas di kancah SEA Games di antaranya Matheus Kbarek (kini menjadi pelatih hoki PON Papua) serta beberapa nama atlet putra Papua yakni Klass Suri Ronsumbre, Lukas Ronald Mandowen, Melkias Ronsumbre, Hosea Asyer Firdaus Kbarek serta Sylvan Roderick Mandagi.
Pemain hoki putri asal Papua juga memperkuat timnas Indonesia di ajang SEA Games diisi Olevia Kbarek, Kristina Rumbiak, Septina Bisay, Novelia Kbarek.
Atlet dayung Papua yang memperkuat SEA Games Manila Maysche Ibo Stevani di tim Canoe Kayak, Erni Sokoy,Stevani, Meliana serta beberapa nama lain.
Pada cabang atletik atlet Papua seperti Melly Mofu oeraih emas SEA Games X di Jakarta tahun 1979 (pelari gawang 400 meter), Serafi Anelies Unani dengan berbagai prestasi di antaranya nomor bergengsi dari cabang olahraga atletik lari 100 meter. Dalam urusan nomor 100 meter putri, Indonesia pernah mencatatkan sejarah lewat nama sprinter Serafi Anelies Unani.
Pada 2011, Indonesia digemparkan oleh capaian Serafi pada Gelaran SEA Games yang digelar di Palembang. Kala itu, ia berhasil menjadi yang tercepat dengan catatan 11,69 detik sekaligus menyabet medali emas SEA Games -- yang dinantikan Indonesia selama 12 tahun lamanya. Pemecahan rekor lari ia dijuluki sebagai perempuan tercepat di Asia Tenggara.
Sedangkan di atletik putra ada Franklin Ramses Burumi pada SEA Games 2011. Franklin bukanlah atlet unggulan tetapi sprinter putra asli Papua ini ternyata membuktikan kehebatannya dengan capaian luar biasa dengan tiga medali emas di nomor 100 meter, 200 meter, dan 4x100 meter estafet putra.
Franklin pun tak pelak jadi sorotan. Mata masyarakat Indonesia semakin tertuju padanya, karena gaya rambutnya yang nyentrik dan sifat humoris yang melekat pada diri Franklin.
Baca juga: Stadion Papua Bangkit segera berganti nama
Akankah berbanding lurus keberadaan stadion Lukas Enembe yang berkapasitas Internasional mampu melahirkan prestasi olahraga bagi masyarakat di tanah Papua yang dikenal memiliki gudangnya atlet olahraga di wilayah Timur Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentunya menjadi tantangan bagi pemerintah daerah, Kementerian Pemuda Olahraga (Kemenpora) serta induk organisasi Komite Nasional Olahraga Indonesia (KONI).
Pergantian nama stadion Papua bangkit menjadi stadion Lukas Enembe untuk tuan rumah penyelenggara PON XX Papua 2021 sebelumnya menimbulkan pro dan kontra di masyarakat tetapi tetap diresmikan sesuai dengan agenda yang ditetapkan pemerintah Provinsi Papua, KONI dan Panitia Besar PON XX Papua 2021 dan berlangsung lancar pada Jumat malam pukul 19.00 WIT hingga selesai.
Peresmian stadion Lukas Enembe juga dimeriahkan dengan tarian kreasi Papua yang diperagakan 300 penari serta persembahan tarian khas masyarakat adat Sentani dan ditandai hitung mundur 362 hari penyelenggaraan PON Papua XX 2021 oleh Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional XX Papua.
Pewarta: Muhsidin
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2020