Amerika Serikat melibatkan lembaga federal Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional (International Development Finance Corporation/DFC) untuk mendorong lebih banyak investasi AS masuk ke Indonesia.
“Kami siap menggunakan sarana Amerika itu untuk mempromosikan investasi sektor swasta yang dapat mendukung rencana Presiden (Joko) Widodo untuk menanamkan 327 miliar dolar AS untuk lebih dari 250 proyek infrastruktur,” kata Menteri Luar Negeri AS Michael (Mike) Pompeo saat menyampaikan pernyataan pers virtual usai bertemu Menlu Retno Marsudi di Jakarta, Kamis.
Mengutip lembar fakta Departemen Luar Negeri AS, DFC yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan memfasilitasi pembiayaan proyek pembangunan swasta di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, akan mempercepat investasi AS di sektor infrastruktur, digital, dan energi di Indonesia.
Penandatanganan perjanjian pembiayaan infrastruktur antara AS dan Indonesia yang dicapai baru-baru ini diharapkan menarik modal sektor swasta untuk memenuhi perkiraan kesenjangan infrastruktur Indonesia sebesar 1,5 triliun dolar AS.
Namun, guna mendukung upaya ini, Menlu Pompeo mengingatkan pentingnya insentif yang tepat bagi pelaku bisnis AS.
“Agenda reformasi Indonesia sangat membantu dalam hal ini, kami harap Anda terus mengambil langkah-langkah untuk menghapus birokrasi yang berlebihan, memberantas korupsi, dan meningkatkan transparansi,” kata Pompeo.
Dalam pertemuan dengan Menlu Retno, Pompeo menegaskan kembali pentingnya kerja sama kedua negara untuk dapat mengejar pertumbuhan ekonomi yang sejalan dengan hukum internasional dan prinsip persaingan yang sehat.
“Kami sepakat bahwa dua negara dengan skala ekonomi seperti kita harus lebih banyak berdagang, bersama-sama ada lebih banyak yang dapat kami investasikan di sini dari AS,” tutur dia.
Masih merujuk pada pernyataan Departemen Luar Negeri, perusahaan AS adalah investor utama dalam perekonomian Indonesia dan berkontribusi pada pertumbuhan berkelanjutan di berbagai sektor.
Pada Oktober 2020, Kimberly-Clark melakukan akuisisi Softex Indonesia senilai 1,2 miliar dolar AS dengan strategi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan melalui pengembangan merek dan inovasi.
Awal tahun ini, Air Products yang berbasis di Pennsylvania mengumumkan investasi sebesar 2 miliar dolar AS untuk membuat fasilitas produksi kelas dunia di Kalimantan untuk metanol, bahan baku kimia.
Baca juga: Pompeo puji peran Indonesia dukung perdamaian di Afghanistan
Baca juga: Kunjungan Menlu AS, Anggota DPR:Peluang tegaskan diplomasi bebas aktif
Baca juga: Presiden Jokowi terima Menlu AS Pompeo di Bogor
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020