Festival yang dimulai pada 30 Oktober 2020 hingga 1 November 2020 itu dapat diakses secara luring di Lapangan Tenis In Door Sukung Kotabumi Kabupaten Lampung Utara, sementara untuk akses daring dapat melalui akun Youtube Kebudayaan Lampung Utara.
"Cangget Bara dan Kotabumi Art Festival Tahun 2020 merupakan media yang mempertemukan berbagai komunitas budaya dan individu untuk berbagi ide, pengalaman dalam memajukan dan melestarikan kesenian dan budaya daerah yang ada serta membangun kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat," ujar Bupati Kabupaten Lampung Utara, Budi Utomo, di Kotabumi, Sabtu.
Dia berharap dengan festival yang menerapkan protokol kesehatan yang ketat itu, dapat berdampak pada pertumbuhan kreativitas dan ekonomi masyarakat lokal dan sekaligus peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara terhadap daerah Kabupaten Lampung Utara.
Baca juga: Rektor IPB: Festival Genus ajang pertunjukan kebudayaan daerah
Baca juga: Disbud Sleman selenggarakan "Festival Langen Carita 2020"
Pada Cangget Bara dan Kotabumi Art Festival Tahun 2020 itu akan disajikan film tentang situs budaya yang terdapat di Kabupaten Lampung Utara, seperti Situs Cangok Ghacak, Situs Keramat Teluk dan Situs Batu Kodok, yang akan ditayangkan dalam film dokumenter.
"Kami berkomitmen dan bertekad untuk terus mengembangkan serta melestarikan seni dan budaya yang ada melalui pembinaan berkesinambungan yang dilakukan terhadap para pelaku budaya dan kesenian, para pendidik kesenian serta peserta didik," ucap dia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Fitra Arda, mengatakan Cangget Bara Festival 2020 merupakan salah satu festival yang diselenggarakan secara luring dan during yang masuk dalam platform Indonesiana.
"Selama masa pandemi ini, hanya ada empat festival yang diselenggarakan secara daring dan luring. Keempatnya adalah Festival Inerie, Jelajah Pesona Rempah Belitung Timur, Festival Cangget Bara dan Kotabumi Art Festival Tahun 2020, dan Festival Panji," kata Fitra.
Platform Indonesiana adalah model kemitraan antara pemerintah yang melibatkan pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Melalui platform tersebut, dapat membantu tata kelola kegiatan yang berkelanjutan, berjejaring, dan berkembang.
"Tahun ini merupakan tahun keempat. Tujuan utamanya adalah penguatan berbagai kegiatan budaya di daerah," ujar Fitra.
Sesditjen Kebudayaan tersebut menjelaskan platform Indonesiana menawarkan model festival yang berorientasi pada penguatan ekosistem kebudayaan.
Dalam jangka panjang, akan menjadi peluang pemanfaatan dan memperkuat basis pelindungan dan pengembangan kebudayaan itu sendiri.*
Baca juga: "Banteng krido" buka Festival Jaranan Trenggalek 2019
Baca juga: Kemendikbud: Pengetahuan masa lalu bermanfaat lewati masa pandemi
Baca juga: Pekan Kebudayaan Nasional 2020 secara daring
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020