• Beranda
  • Berita
  • Desainer lokal bisa kreasikan wastra jadi fesyen berkelanjutan di ISEF

Desainer lokal bisa kreasikan wastra jadi fesyen berkelanjutan di ISEF

31 Oktober 2020 18:14 WIB
Desainer lokal bisa kreasikan wastra jadi fesyen berkelanjutan di ISEF
Salah satu koleksi yang ditampilkan di slot pertama fashion show virtual Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), Sabtu (31/10/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Ini akan melibatkan ekosistem mode, produsen, distributor, untuk mendorong sistem penjualan yang terbuka

Konsep fesyen berkelanjutan atau yang lebih akrab dengan sebutan sustainable fashion menjadi sebuah tren yang mulai diperkenalkan dan digemari selama kurang lebih setahun terakhir.

Menurut Manajer Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI), Aulia Fitria, tren ini juga berlaku untuk desainer lokal yang ingin menyulap kain tradisional atau wastra Nusantara menjadi produk dan busana modis yang mengusung konsep tersebut.

"Tren ini, dengan ISEF 2020 yang bertemakan 'Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle', diharapkan mampu mendorong kreativitas desainer dan pembuat busana untuk mengolah kain wastra menjadi busana fashionable yang tahan lama," kata Aulia dalam Virtual Fashion Show, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, Sabtu.

Baca juga: ISEF 2020 digelar daring, bertema "Sustainable Fashion & Lifestyle"

Fesyen berkelanjutan sendiri merupakan praktik dalam fesyen yang mengedepankan nilai-nilai dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya, khususnya lingkungan dan kemanusiaan.

Lebih lanjut, selain mendorong kreativitas, adaptasi, dan pengenalan konsep fesyen berkelanjutan secara lebih luas, seperti di sektor busana muslim, diharapkan mampu menggairahkan ekonomi Indonesia.

"Sustainable fashion juga dapat mendorong pelaku usaha untuk menentukan target pasar dan keunggulan kuat, inovatif, memasuki pasar yang lebih tinggi, karena permintaan untuk produk (fesyen) ramah lingkungan juga semakin tinggi," kata Aulia.

"Ini akan melibatkan ekosistem mode, produsen, distributor, untuk mendorong sistem penjualan yang terbuka," ujarnya melanjutkan.

Baca juga: Wapres: ISEF jadi kesempatan Indonesia perkuat pemasaran produk halal
 
Salah satu koleksi yang ditampilkan di slot pertama fashion show virtual Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), Sabtu (31/10/2020). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)


Sementara itu, BI sendiri terlibat di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang merupakan ajang tahunan ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia.

Penyelenggaraan ISEF yang telah memasuki tahun ketujuh ini sebagai upaya pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional guna turut mendorong pemulihan ekonomi nasional.

ISEF bertujuan mendorong pengembangan ekosistem halal value chain, di mana fesyen muslim merupakan salah satu sektor prioritas di dalamnya.

Acaara yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) itu menghadirkan 720 look karya 164 desainer/brand dalam 12 sesi fashion show virtual.

Baca juga: Yanti Adeni kenalkan kain Cual di ISEF 2019

Hari ini mulai pukul 16.00 WIB, penyelenggaraan fashion show ISEF 2020 hari terakhir akan ditampilkan secara virtual melalui kanal YouTube dan sejumlah media sosial resmi ISEF seperti Facebook dan Instagram.

Pada hari ketiga perhelatan ini, koleksi yang ditampilkan adalah konsep sustainable fashion dan mengacu pada Trend Forecasting 2021/2022 dengan tema “The New Beginning” tentang perubahan pola hidup menghadapi era baru.

Terdapat sejumlah padu-padan menarik dari kain wastra Nusantara seperti batik hingga tenun Bali yang bergaya modern namun elegan, hingga dipadukan dengan aksesori lokal serta masker wajah yang modis.

Baca juga: ISEF 2019 tampilkan 39 desainer di parade fesyen

Baca juga: Zaskia Mecca bawa tema ondel-ondel pada ISEF 2019

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020