Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi mengatakan bahwa jumlah produk Exchange Traded Fund (ETF) atau reksa dana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa, saat ini adalah yang terbanyak di antara negara-negara ASEAN.Sekarang kita lihat jumlah ETF kita ini adalah terbanyak di antara bursa-bursa lain di ASEAN yang underlying-nya adalah local index-nya. Kalau kita lihat di tahun ini kita sudah ada 45 ETF
"Sekarang kita lihat jumlah ETF kita ini adalah terbanyak di antara bursa-bursa lain di ASEAN yang underlying-nya adalah local index-nya. Kalau kita lihat di tahun ini kita sudah ada 45 ETF," ujar Hasan saat diskusi dengan awak media di Jakarta, Selasa.
Dalam tiga tahun terakhir, jumlah ETF terus meningkat. Jika pada rentang 2007 hingga 2017 hanya ada pertambahan 12 ETF, pada 2018 jumlah ETF bertambah 10 ETF sehingga total menjadi 24 ETF.
Baca juga: ETF alternatif investasi di tengah pasar tidak menentu
Pada tahun lalu ETF mencapai rekor yaitu bertambah 14 ETF dan pada tahun ini hingga September 2020 ada tambahan 7 ETF sehingga total ETF saat ini mencapai 45 ETF.
Jumlah ETF tersebut lebih banyak dibandingkan Singapura yaitu 28 ETF. Padahal pada 2018 dan 2019 jumlah ETF di negara tersebut mencapai 51 ETF, bahkan pada 2017 mencapai 64 ETF.
"Di Singapura sendiri perkembangannya cukup menarik. Jumlah ETF yang semula di angka 50-an sekarang sudah di angka 28. Thailand perkembangannya stagnan di angka 16 ETF per tahun ini, Malaysia di angka 20, dan Filipina baru mulai di angka 1 ETF," kata Hasan.
Baca juga: Reksa dana berbasis ESG dinilai jadi alternatif investasi menarik
Selain jumlah ETF, lanjut Hasan, jumlah perusahaan Manajer Investasi (MI) yang menerbitkan produk ETF juga bertambah dari semula hanya bertambah dari dua MI pada 2007 menjadi tiga MI pada 2017, pada 2018 meningkat menjadi 8 MI, lalu menjadi 18 MI pada 2019, dan mencapai 22 MI hingga September 2020.
"Diler Partisipan juga dari dua meningkat jadi 3, lalu 6, dan tahun ini sudah ada 7 diler partisipan," ujar Hasan.
Saat ini terdapat tujuh diler di Indonesia yaitu Indo Premier Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, Bahan Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Phillip Sekuritas, Panin Sekuritas, dan Mirae Asset Sekuritas.
Sementara itu dari sisi dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) ETF juga meningkat dari Rp8 triliun pada 2017 menjadi Rp12 triliun pada 2018. Lalu pada tahun lalu naik menjadi Rp14 triliun dan hingga September 2020 menurun menjadi Rp13,3 triliun.
Baca juga: IHSG ditutup melambung di zona hijau, ikuti penguatan bursa global
Baca juga: Rupiah ditutup menguat tajam, ditopang data positif ekonomi domestik
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020