"Untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan obat hingga Desember 2020, pemerintah sedang melakukan pengadaan obat penanganan COVID-19," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.
Baca juga: Pemerintah sudah antisipasi kenaikan kasus COVID-19 pascalibur panjang
Hal tersebut dilakukan untuk terus meningkatkan penanganan COVID-19 di Indonesia, selain terus meningkatkan kedisiplinan pelaksanaan protokol kesehatan di seluruh lapisan masyarakat.
"Pemerintah juga telah mempersiapkan kondisi laboratorium dan ketersediaan 'reagen'. Saat ini pemerintah telah menyiagakan 422 laboratorium pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) dan TCM (Tes Cepat Molekuler) se-Indonesia," tambah Wiku.
Metode PCR dilakukan oleh petugas kesehatan dengan menyeka bagian hidung atau belakang tenggorokan untuk mengambil contoh cairan dari saluran pernapasan bawah.
Sedangkan pemeriksaan TCM, menggunakan antigen, yaitu mengambil dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis "cartridge". Tes ini akan mengidentifikasi RNA pada virus corona pada mesin yang menggunakan "cartridge" khusus yang bisa mendeteksi virus corona.
"Pemerintah telah mempersiapkan stok 'reagen' PCR untuk 795.000 spesimen dan 'reagen' RNA sebanyak 686.000 spesimen," kata Wiku.
Penyediaan obat untuk penanganan COVID-19 itu mengacu pada protokol tata laksana COVID-19.
Baca juga: Satgas ingatkan publik lakukan testing COVID-19 usai libur panjang
"Sebagian besar obat tersebut telah diproduksi oleh industri farmasi nasional dan bahan bakunya telah masuk ke Indonesia sejak awal April 2020. Per 31 Oktober 2020, obat sudah didistribusikan ke 34 dinas kesehatan provinsi dan 779 rumah sakit," Jelas Wiku.
Meski sudah siap dengan obat-obatan, Wiku mengakui terjadi tren penurunan testing setiap akhir pekan maupun saat libur panjang seperti pada 28 Oktober-1 November 2020.
"ini merupakan salah satu tantangan yang sedang kita coba selesaikan. Ingat, bahwa virus ini ini tidak pernah libur, sehingga hari libur bisa diantisipasi ke depannya, misalnya melalui operasional laboratorium, penambahan 'shift' kerja laboratorium, dengan pertimbangan insentif yang memadai," kata Wiku.
Satgas, menurut Wiku, juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk meningkatkan kapasitas laboratorium dan fasilitas pendukung lainnya seperti "reagen".
"Namun demikian, terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti wilayah testing yang tersebar luas, jumlah masyarakat yang harus ditesting. Oleh karena itu, kami meminta peran aktif dari masyarakat dalam mendukung upaya testing yang dilakukan oleh pemerintah," kata Wiku.
Hingga Selasa (3/11) jumlah terkonfirmasi COVID-19 di Indonesia mencapai 418.375 orang dengan penambahan hari ini sebanyak 2.973 kasus. Terdapat 349.497 orang dinyatakan sembuh dan 14.146 orang meninggal dunia, sedangkan jumlah pasien suspek mencapai 56.039 orang.
Baca juga: Satgas : 12 kabupaten/kota miliki 1.000 lebih kasus aktif COVID-19
Baca juga: Harus waspada, Satgas COVID-19: Pandemi tak mengenal kata libur
Baca juga: Zona merah COVID-19 di Indonesia terus menurun jadi 20 kabupaten/kota
Kasus positif COVID-19 di DKI Jakarta sudah mencapai 107.846 kasus dengan penambahan per Selasa (3/11) adalah 617 kasus. Selanjutnya, Jawa Timur dengan 53.274 kasus, Jawa Tengah 35.071 kasus, Jawa Barat dengan 37.408 kasus dan Sulawesi Selatan 18.399 kasus.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020