Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga anggota parlemen dari Daerah Pemilihan Langkawi Tun Dr Mahathir Mohammad merasa prihatin dengan tempat pariwisata terkenal di Malaysia tersebut.Saya khawatir dampak jangka panjang pada ekonomi Langkawi dan kepada kehidupan penduduk pulau ini
"Saya baru pulang dari lawatan tiga hari ke Langkawi. Langkawi hijau bebas dari COVID-19. Penduduk patuh SOP dan pemeriksaan untuk COVID-19 dikenakan kepada semua pengunjung," katanya melalui blog di Kuala Lumpur, Rabu.
Tetapi, ujar dia, saat dirinya di sana menemukan keadaan yang muram.
"Perintah Kawalan Pergerakan yang diterapkan di daratan akibat COVID-19 memberi dampak pada industri pelancongan Langkawi," katanya.
Baca juga: Pertumbuhan ekonomi Malaysia kuartal kedua 4.9 persen
Baca juga: Kerjasama Indonesia-Malaysia harus berdampak pada ekonomi Kepri
Menurut Mahathir, hanya dua tiga penerbangan saja dari Subang/Sepang masuk Langkawi setiap hari.
"Jadwal penerbangan masuk, serta layanan feri amat kurang setelah kawalan pergerakan terbaru dikenakan terutamanya terhadap Selangor," katanya.
Walaupun beberapa bulan lalu terdapat peningkatan pelancong lokal, ujar dia, malangnya pertambahan mendadak kasus-kasus COVID-19 telah menyurutkan kedatangan pelancong ke Langkawi.
"Pedagang-pedagang bersedih, banyak kedai ditutup, ada yang hanya sementara tetapi ada juga yang gulung tikar. Pusat-pusat pelancongan kelihatan sepi. Mobil-mobil sewa banyak yang tersisa karena ketiadaan pelanggan. Restoran-restoran yang dulunya tumpuan pelancong juga sepi," katanya.
Nyata kalau PKP terbaru, ujar dia, memberi dampak sektor pelancongan karena banyak pelancong lokal terutama dari Selangor dan Kuala Lumpur tidak dapat berkunjung ke Langkawi.
"Saya khawatir dampak jangka panjang pada ekonomi Langkawi dan kepada kehidupan penduduk pulau ini," katanya.
Mahathir mengatakan sebenarnya terdapat banyak cara dan rencana untuk memperbaiki ekonomi Langkawi tetapi sejauh ini informasi dari pemerintah tidak dapat diperoleh.
"Mungkin hal ini disebabkan wabah COVID-19. Tetapi jika dirancang dengan mengambil SOP COVID-19, industri pelancongan dan lain-lain industri bisa diperbaiki," katanya.
Dia mengatakan hal ini bukan saja bisa dilakukan tanpa peruntukan pemerintah tetapi bisa menyumbang kepada penambahan dana pemerintah.
"Saya pikir penyakit ini akan ambil waktu yang lama. Kita tidak mungkin dapat menghapus terus penyakit ini dalam waktu terdekat," katanya.
Sementara itu, ujar dia, rakyat perlu terus hidup dan memperoleh pendapatan untuk kelangsungan kehidupan serta keluarga.
"Mereka harus diberi peluang jika tidak negara akan mengalami kehancuran ekonomi. Mungkin ada siapa pun dalam pemerintah yang mendengar rintihan pedagang kecil seperti ini dan memberi pertimbangan. Saya akan terus memberikan ide lain jika mereka dapat membantu," katanya.
Baca juga: Malaysia luncurkan sukuk Rp1,7 triliun untuk pemulihan ekonomi
Baca juga: Malaysia luncurkan paket ekonomi atasi dampak COVID-19
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020