Ketua Pemuda Dewan Masjid Indonesia Arief Rosyid Hasan mengatakan milenial muslim bisa berperan mendorong Usaha Mikro Kecil dan Menengah tumbuh dari dalam masjid.....ada potensi UMKM bisa dioptimalkan oleh anak-anak muda yang beraktivitas di seputaran masjid.
Untuk mewujudkannya, organisasi pemuda otonom dari Dewan Masjid Indonesia, Indonesian Islamic Youth Economic Forum (ISYEF) memberikan mentoring intensif dan bantuan modal kepada 25 usaha pemuda berbasis masjid dalam kegiatan bertajuk ISYEFpreneur 2020.
“Dari 177 Proposal yang diterima, 25 proposal usaha dari 25 komunitas masjid dinyatakan lolos kualifikasi. Proposal usaha pun beragam, mulai dari usaha makanan dan minuman, layanan ojek online, layanan belajar mengaji berbasis aplikasi, hingga layanan teknologi edukasi atau yang lazim dikenal dengan istilah edu-tech,” ujar Arif melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan komunitas masjid dari proposal usaha terpilih pun langsung mendapatkan mentoring atau bimbingan usaha dari para expert mulai tanggal 24 September hingga 25 Oktober 2020.
“Bimbingan didapatkan dari para wirausahawan senior maupun para pakar di bidang lain, seperti ahli keuangan syariah, hingga para pendiri start-up,” kata Arif.
Baca juga: BKPRMI: Pemuda masjid harus jadi perekat bangsa
Sementara itu, Ketua Umum ISYEF Atras Mafazi melihat ada potensi UMKM bisa dioptimalkan oleh anak-anak muda yang beraktivitas di seputaran masjid.
“Di Indonesia, ada sekitar 800 ribu masjid. Jika satu masjid ada satu UMKM yang lahir, maka begitu besar dampak yang lahir dari UMKM. Kita tahu, UMKM ini sangat didorong oleh pemerintah Indonesia, khususnya di masa pandemi ini, untuk menggerakkan roda ekonomi dari akar rumput,” kata Atras kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
Ia pun optimistis akan banyak ide-ide baru yang lahir dari kegiatan yang dirancang oleh milenial muslim yang bergabung di program ISYEFpreneur.
Salah satu mentor ISYEFpreneur yang juga Founder and CEO Hijup Diajeng Lestari mengaku kagum dengan kreativitas dan inovasi komunitas milenial masjid yang proposalnya masuk ke 25 besar.
“Ada banyak sekali peluang umat Islam, asal mau berusaha dan berkreasi. Lahirnya ide-ide baru, seperti terangkum di program ISYEFpreneur ini, mudah-mudahan menjadi spirit untuk kebangkitan usaha. Dimulai dari kita, anak-anak muda Islam, insya Allah,” kata Diajeng.
Baca juga: JK: Sertifikasi ulama relevan untuk masjid di instansi pemerintahan
Setelah mentoring, para peserta ISYEFpreneur kemudian menjalani masa seleksi lanjutan untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan ‘Berkah Syariah’ yang total nilainya mencapai Rp 225 Juta untuk tiga orang pemenang.
Sebagai apresiasi karena berada di peringkat pertama ISYEFpreneur, Warung Berkah Slawi mendapatkan ‘Berkah Syariah’ senilai Rp 100 juta.
“Warung Berkah Slawi mengusung konsep 'from farm to table' alias menghimpun sumber lauk-pauk nya dari kebun. Warung ini memanfaatkan lahan di areal masjid untuk berkebun hidroponik,” kata Arief.
Sementara peringkat kedua diperoleh Ar-Rahmah Mart dari Surabaya dan predikat juara ketiga diperoleh Kopi Masjid dari Medan. Masing-masing memperoleh ‘Berkah Syariah’ senilai Rp 75 juta dan Rp 50 juta.
ISYEFpreneur juga memberikan hadiah favorit kepada aplikasi Mau Ngaji yang berasal dari Jakarta.
“Para pemenang dipilih oleh dewan juri berdasarkan beberapa kriteria pokok, yakni berbasis masjid dan memberdayakan umat, memiliki model bisnis berkelanjutan, dan model bisnisnya dapat direplikasi ke komunitas masjid-masjid lainnya,” pungkas Arief.
Baca juga: DMI: Masjid agar pasang wifi untuk pembelajaran di masa COVID-19
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020