Pinera menuturkan uji klinis AstraZeneca akan menyusul uji klinis Johnson & Johnson Amerika yang sudah berjalan, juga Sinovac China, yang dosis vaksin pertamanya tiba di Chile pada Rabu.
Menurut presiden, Chile telah bekerja "selama berbulan-bulan" untuk memastikan negaranya mendapat vaksin COVID secara cukup dan tepat waktu.
Ia juga berharap vaksin mulai disuntikkan pada kalangan masyarakat yang rentan "dalam beberapa bulan pertama tahun depan."
"Kita semua tahu bahwa vaksin yang aman, efektif dan tersedia untuk semua orang yang membutuhkan akan menjadi kontribusi besar dalam perang melawan virus corona," katanya.
Pinera mengatakan Chile telah meneken kontrak pembelian 10 juta dosis vaksin yang sedang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech SE Jerman. Chile juga sedang merundingkan kontrak serupa dengan AstraZeneca, Johnson & Johnson, dan Sinovac.
Pemerintah Chile sebelumnya mengatakan telah mengamankan 14,4 juta dosis vaksin AstraZeneca dan memasukkan klausul ke dalam kontraknya untuk uji klinis Sinovac terkait pembelian prefensial 20 juta dosis. Juru bicara kementerian kesehatan tidak mengomentari perubahan nyata dalam kontrak tersebut.
Pinera mengatakan Chile "beberapa pekan lalu" juga mendaftar untuk dapat mengakses 7,6 juta dosis vaksin melalui COVAX, program yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk pembelian dan penyaluran vaksin secara merata.
AstraZeneca, yang sedang mengembangkan vaksin COVID-19 buatannya bersama Universitas Oxford, menghentikan uji klinis di Amerika Serika pada 6 September setelah ada laporan bahwa salah satu partisipan dalam uji klinis di Inggris mengalami penyakit saraf yang serius, yang diyakini sebagai mielitis transversa. Pengujian di AS kemudian dilanjutkan pada 23 Oktober.
Uji klinis Sinovac dan Janssen di Chile mengantongi izin dari regulator kesehatan pada 30 September.
Sumber: Reuters
Baca juga: Chile setujui obat COVID-19 buatan Rusia
Baca juga: Chile secara bertahap akan longgarkan 'lockdown'
Baca juga: Chile: 3.000 pekerja tambang positif corona
Uji klinis vaksin COVID-19 jauh lebih aman dari uji klinis vaksin tetanus
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020