• Beranda
  • Berita
  • BPS: Ekonomi menunjukkan tanda pemulihan, meski masih terkontraksi

BPS: Ekonomi menunjukkan tanda pemulihan, meski masih terkontraksi

5 November 2020 12:47 WIB
BPS: Ekonomi menunjukkan tanda pemulihan, meski masih terkontraksi
Kepala BPS Suhariyanto. ANTARA/Humas BPS/pri.

Pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi, tapi tidak sedalam triwulan II-2020

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kondisi perekonomian mulai menunjukkan adanya tandanya pemulihan, meski secara keseluruhan masih terkontraksi pada triwulan III-2020.

"Pertumbuhan ekonomi masih terkontraksi, tapi tidak sedalam triwulan II-2020," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Suhariyanto mengatakan pemulihan ini terlihat dari adanya pertumbuhan ekonomi secara kuartal sebesar 5,05 persen (qtq) pada triwulan III-2020.

Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia triwulan III-2020 minus 3,49 persen

Dari sisi lapangan usaha, kondisi industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi maupun pertambangan menunjukkan adanya perbaikan dibandingkan triwulan II-2020.

Sektor industri tercatat tumbuh 5,25 persen, pertanian tumbuh 1,01 persen, perdagangan tumbuh 5,68 persen, konstruksi 5,72 persen dan pertambangan tumbuh 1,72 persen.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, konsumsi rumah tangga, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), konsumsi pemerintah dan ekspor juga tumbuh positif secara kuartal pada triwulan III-2020.

Baca juga: Presiden: Tren membaik, pertumbuhan ekonomi kuartal III minus 3 persen

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,7 persen, PMTB tumbuh 8,45 persen, konsumsi pemerintah tumbuh 16,93 persen dan ekspor tumbuh 12,14 persen lebih baik dari triwulan II-2020.

"Konsumsi pemerintah tumbuh tinggi, karena belanja negara triwulan III-2020 mencapai Rp771,37 triliun, didorong kenaikan belanja bansos serta barang dan jasa," kata Suhariyanto.

Baca juga: Ekonomi RI kontraksi 3,49 persen, pengamat nilai masih dalam

Meski demikian, lanjutnya, secara tahunan (yoy) perekonomian masih tercatat kontraksi 3,49 persen pada triwulan III-2020 karena perbaikan ekonomi masih terhambat tingginya kasus COVID-19.

Secara kumulatif perekonomian Indonesia hingga triwulan III-2020 juga masih tercatat kontraksi sebesar 2,03 persen.

Dengan kondisi ini maka Indonesia resmi mengalami resesi seperti yang sudah dialami berbagai negara yang terdampak COVID-19, karena selama dua triwulan berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif.

Baca juga: BPS: pertumbuhan ekonomi terkontraksi untuk pertama kali sejak 1999

Baca juga: BPS: Penurunan konsumsi rumah tangga picu kontraksi triwulan II 2020


 

Pewarta: Satyagraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020