Kalau pemain, kita bisa praktik di lapangan kemudian ikut menentukan hasil pertandingan
Mantan pemain timnas Indonesia Bambang Pamungkas mengaku lebih menyukai masa-masa saat dirinya masih menjadi pemain ketimbang manajer klub sepak bola seperti saat ini.
Menurut Bambang Pamungkas, alasan dia lebih nyaman menjadi pemain karena seorang pemain bisa masuk lapangan dan ikut menentukan hasil pertandingan.
Sebaliknya, manajer hanya bisa memantau permainan dari luar lapangan. Belum lagi rasa deg-degan luar biasa yang kerap meliputi selama pertandingan berlangsung.
Baca juga: Bambang Pamungkas berpesan agar pemain muda kenali kelemahan diri
“Kalau pemain, kita bisa praktik di lapangan kemudian ikut menentukan hasil pertandingan. Kalau manajer kan tidak. Kita tahu strateginya tapi tidak bisa ikut mengaplikasikannya di lapangan sehingga yang ada deg-degan,” ujar pria yang akrab disapa Bepe itu saat menjadi pembicara dalam konferensi pers virtual “Pembukaan Biskuat Academy 2020”, Kamis.
“Dan ini deg-degannya lebih daripada ketika saat ada di lapangan,” ujar dia menambahkan.
Bepe mengakui profesi sebagai manajer klub memang hal yang baru baginya setelah 20 tahun berkarier sebagai pemain sepak bola profesional.
Meskipun kini sudah menjadi manajer, tak jarang ia membayangkan seandainya berada di lapangan, ia bisa memberikan perubahan, menciptakan gol, dan mengubah hasil pertandingan menjadi lebih baik.
Baca juga: Bambang Pamungkas dukung revisi UU SKN
“Sebenarnya saya tidak suka kalau di luar lapangan... terkadang ada perasaan ‘kalau saya ada di sana pasti bisa begini,” ucapnya.
Ketika ditanya soal kemungkinan dia menjadi seorang komentator sepak bola, Bepe mengatakan dirinya masih perlu belajar. Selain karena tidak pernah menonton pertandingan sepak bola kecuali saat Inter Milan main, ia mengaku tak cukup percaya diri tampil di depan kamera.
“Saya harus banyak belajar dulu. Saya jujur tidak begitu rileks kalau di depan kamera jadi harus banyak belajar,” ucapnya.
Baca juga: Bepe bersyukur miliki banyak sahabat di usia 40
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020