Untuk mempersiapkan lomba tersebut, PANDI menggandeng Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara dan kedua pihak sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) di kediaman Andi Alfian Mallarangeng, di Jakarta Timur, 5 November 2020.
Baca juga: DIY dukung PANDI digitalkan aksara Jawa
Baca juga: PANDI gandeng UNUD digitalkan aksara Bali
Penandatangan MoU itu merupakan kelanjutan dari program “Merajut Nusantara Melalui Digitalisasi Aksara” PANDI.
"Kegiatan ini diharapkan bisa memperkenalkan kembali dan melestarikan bagian dari budaya asli Indonesia, kami sangat senang untuk bisa bekerjasama dengan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara dalam rangka melanjutkan pelestarian aksara daerah," kata Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo, dalam pernyataan pers, Jumat.
"Lontara sebenarnya merupakan aksara nusantara pertama yang terdaftar di Unicode, kami upayakan bersama sekitar tahun 90-an silam, hanya saja belum diresmikan penggunaannya secara luas. Dari MoU yang terjalin dengan PANDI saat ini, saya sangat bersemangat untuk kembali bersama-sama melestarikan aksara Lontara,” kata Andi Alfian Mallarangeng, yang juga Wakil Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara.
Prof. Nurhayati Rahman, Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara yang juga merupakan filolog aksara Lontara mengungkapkan bahwa digitalisasi aksara yang diupayakan PANDI merupakan satu hal yang dicita-citakannya sejak dulu, dan berharap bisa tetap lestari.
"Ini adalah mimpi sejak lama, huruf Lontara nantinya bisa diketik dan dilihat langsung di perangkat elektronik (laptop, handphone). Namun dalam perkembangannya harus tetap menggunakan huruf aslinya, karena akan mengubah sejarah dari huruf Lontara itu sendiri,” kata Nurhayati yang juga merupakan Guru Besar FIB Universitas Hasanudin Makassar.
Sementara Andi Sitti Aisyah, Ketua Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara, mengatakan bahwa kerja sama kali ini sangat penting demi keberlangsungan aksara Lontara di masa mendatang.
"Ini (kerja sama) bisa menjadi self defense atau pertahanan diri sebagai anak bangsa, untuk menghadapi gempuran budaya dari luar," ujarnya.
Aksara Lontara juga dikenal sebagai aksara Bugis, aksara Bugis-Makassar, atau aksara Lontara Baru. Aksara tersebut biasanya digunakan sebagai sarana mengekspresikan bahasa Bugis dan bahasa Makassar dalam bentuk tulisan.
Kerja sama antara PANDI dan Yayasan Aksara Lontaraq Nusantara fokus pada pelestarian aksara yang diimplementasikan ke dalam bentuk kompetisi pembuatan laman web berkonten aksara Lontara yang akan diselenggarakan akhir tahun 2020.
Baca juga: PANDI optimistis domain ".id" makin banyak
Baca juga: Didukung LESBUMI PBNU, PANDI akan daftarkan nama domain aksara Pegon
Baca juga: PANDI dan Unpad beri asistensi untuk peserta lomba laman aksara Sunda
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020