• Beranda
  • Berita
  • Tips hindari perceraian yang rawan di tengah pandemi

Tips hindari perceraian yang rawan di tengah pandemi

6 November 2020 18:21 WIB
Tips hindari perceraian yang rawan di tengah pandemi
Ilustrasi pasangan yang sedang berargumentasi (ANTARA/Pixabay)

Kita kan kadang-kadang berpikir kalau dengerin orang itu gampang tapi padahal yang masuk cuma suara doang

Sebagian pasangan suami-istri merasa hubungannya menjadi lebih erat selama pandemi COVID-19, namun ada juga yang justru jadi sering bertengkar dan adu argumen karena tidak saling mendengarkan kebutuhan satu sama lain, dan jika dibiarkan bisa berakibat fatal hingga perceraian.

Kunci sukses langgengnya rumah tangga adalah saling mendengarkan, kata Co-founder dan psikolog dari rumah konsultasi Tiga Generasi, Saskhya Aulia Prima M.Psi.

Mendengarkan memang terkesan hal yang mudah, namun pada praktiknya seseorang hanya mendengarkan suara tanpa tahu maksud dari pesan yang disampaikan.

Baca juga: Baca ini jika ingin menghindari perceraian

"Kita kan kadang-kadang berpikir kalau dengerin orang itu gampang tapi padahal yang masuk cuma suara doang. Pasangan belum selesai ngomong tapi kita sudah balas, 'Tapi kan.. tapi kan..'," kata Saskhya dalam bincang-bincang "Love in the Time of Corona", Jumat.

Saskhya mengatakan dalam berargumen setiap pasangan harus tahu apa yang ingin disampaikan dan tidak melebar pada topik lain atau masalah lama.

"Dalam berargumen kita selalu berpikir pasangan harus lebih dengar. Sebelum kita listen each other, kita harus punya self awareness dulu, kita tuh dalam kondisi emosi apa tidak saat mau berdiskusi. Kalau kita enggak bisa mendengarkan apa yang pasangan ingin sampaikan, segala sesuatu bisa terjadi," ujar Saskhya.

Baca juga: Konsultan keluarga: Perceraian bukan solusi di masa pandemi

Mengajak pasangan berdiskusi secara tiba-tiba juga bisa menciptakan kesan yang menakutkan, apalagi jika suami-istri hanya berkomunikasi jika terdapat masalah. Sangat penting untuk selalu berdiskusi dengan pasangan walau hanya membicarakan hal-hal kecil.

Saskhya juga mengatakan pemilihan waktu untuk berdiskusi sangat mempengaruhi emosi kedua pasangan.

"Misalnya abis WFH kan kepalanya masih ngebul, tiba-tiba kita bilang, 'Aku mau ngomong'. Kita harus tahu juga waktu yang tepat, tempat yang tepat, kapan sih mungkin sambil makan snack, minum teh," kata Saskhya.

"Terus pembiasaan, itu adalah sebuah kebiasaan bicara sama pasangan saat masalah terjadi, sehingga kalau ada kalimat 'mau ngomong' malah sesuatu yang mengerikan padahal kalau terbiasa itu akan jadi hal normal," kata Saskhya menambahkan.

Baca juga: Kapan sebaiknya suami istri berhubungan badan di bulan Ramadhan?

Baca juga: Tujuh makanan untuk hubungan suami istri lebih baik

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020