"Sirkulasi siklonik mengakibatkan para nelayan dan pengguna transportasi laut harus mewaspadai gelombang tinggi 3 meter lebih," ucap Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Belawan, Rizky Ramadhan di Medan, Jumat.
Ia menerangkan, prakiraan cuaca wilayah perairan pada kedua provinsi yang berlaku hingga Ahad (8/11), yang terganggu akibat adanya sirkulasi siklonik di Sumut meliputi Nias - Sibolga, dan Samudera Hindia barat Nias.
Sedangkan di Aceh wilayah perairan terganggu, yakni perairan utara Sabang, perairan Meulaboh-Sinabang, perairan barat Aceh, dan Samudera Hindia barat Aceh.
"Angin di perairan Sumatera bagian utara, secara umum bertiup dari barat hingga timur laut dengan kecepatan berkisar 2 sampai 15 knot," tutur dia.
Ia menjelaskan, sirkulasi siklonik merupakan pusaran angin yang membawa massa udara atau uap air, sebagai faktor utama pembentuk awan akan bergerak ke arah pusaran angin tersebut.
Hal ini menyebabkan daerah yang berada di sekitar sirkulasi itu memiliki potensi pertumbuhan awan signifikan, sehingga perlu diwaspadai akibat dapat menimbulkan hujan lebat dan cuaca ekstrem.
"Untuk arah angin di perairan utara Sabang, Selat Malaka bagian utara, dan Samudera Hindia barat Aceh diperkirakan dari barat ke utara. Sabang-Banda Aceh, Lhokseumawe, Selat Malaka bagian tengah dari barat daya ke utara," ungkapnya.
"Perairan barat Aceh, Meulaboh-Sinabang, dan Nias-Sibolga dari barat ke timur laut, sedangkan Samudera Hindia barat Nias dari barat ke utara," terang Rizky.
Baca juga: BMKG: Masih terjadi hujan disertai petir di Sumut
Baca juga: BMKG: Pelambatan angin di pesisir Sumur akibat sirkulasi siklonik
Baca juga: BMKG Aceh: Cuaca ekstrem berpeluang timbulkan belokan angin
Baca juga: BMKG: Dampak fenomena La Nina tak sampai ke Aceh
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020