Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim uji usap atau tes PCR (polymerase chain reaction) di DKI Jakarta sebanyak 45 persen dari jumlah tes nasional dengan jumlah rata-rata sebanyak 9.000-10.000 tes per hari.Angkanya naik terus dari dulu, awalnya 5.000 testing
"Angkanya naik terus dari dulu, awalnya 5.000 testing, naik 6.000 tes dan 8.000 per hari. Jadi rata-rata sudah di atas 5.000-6.000 dari standar WHO. Dan testing kami sudah mencapai 45 persen dari testing nasional," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Senin.
Politisi Partai Gerindra ini mengatakan pemerintah juga saat ini menambah jejaring laboratorium pengetesan hingga mencapai 58 unit di Jakarta. Dalam sehari, sampel yang diperiksa mencapai 16.711 spesimen.
"Berbagai upaya sudah dilakukan dari peningkatan ruang ICU (intensif care unit), tempat tidur, RS rujukan, tenaga kesehatan, obat-obatan, pengetesan dan pemeriksaan sampel," ujarnya.
Kendati demikian, dia tidak menyampaikan dengan jelas mengapa jumlah tes PCR harian di DKI Jakarta menurun, namun dia tidak membenarkan bahwa hal tersebut karena libur panjang karena aktivitas laboratorium tetap berjalan dengan sistem sif harian.
"Ya tidak, kan kalau libur memang ada petugas yang libur tapi aktivitas kan tidak berhenti. Lebaran saja nggak libur, apalagi cuma hari libur biasa. Jadi, ada beberapa fasilitas yang tidak libur. Ada yang diatur liburnya secara sif," tambahnya.
Baca juga: Wapres: Banyak daerah belum serius lakukan tes usap masif
Baca juga: Dinkes DKI: 49 persen tes PCR di Jakarta dilaksanakan gratis
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020