Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah yang melakukan tes usap (swab test) secara masif untuk mendeteksi jumlah masyarakat terjangkit COVID-19, sedangkan banyak provinsi lain belum serius melakukan tes tersebut.
"Menurut data, pada saat ini DKI Jakarta menyerap hampir 50 persen pelaksanaan swab test, artinya provinsi lain tidak melaksanakan tes masif secara serius," kata Ma'ruf Amin saat memimpin Rapat Internal terkait Perkembangan Pelaksanaan Kebijakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di rumah dinas wapres Jakarta, Kamis.
Ma'ruf Amin mengatakan pelaksanaan tes masif merupakan salah satu langkah penanganan COVID-19 guna menekan angka penyebaran virus.
Dengan masih tingginya angka penularan COVID-19, maka langkah-langkah penangananan seperti tracing dan penerapan disiplin protokol kesehatan harus terus dilakukan, tambah Ma'ruf.
"Saya kira, kesehatan ini sekarang kita masih melihat bahwa tingkat penularannya cukup tinggi. Beberapa rencana kita dalam menangani COVID-19 antara lain seperti tes masif, tracingi dan (penerapan) protokol kesehatan," tegasnya.
Dengan adanya Komite Penanganan COVID-19 dan PEN, Ma'ruf meminta seluruh jajaran terkait untuk bekerja serius dalam menghilangkan hambatan pelaksanaannya.
"Saya berharap koordinatornya itu melakukan upaya yang lebih efektif, termasuk menghilangkan sumbatan dan hambatan, baik itu hambatan struktural maupun prosedural. Kemudian juga menajdi lokomotif eksekusi dari program, agar dapat direalisasikan di lapangan," tukasnya.
Baca juga: Wapres pastikan Gubernur DKI jalankan PP, Keppres penanganan COVID-19
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, selaku Koordinator Komite Penanganan COVID-19 dan PEN, mengatakan secara nasional Indonesia sudah melakukan tes usap masif terhadap 1,7 juta spesimen. Angka tersebut masih di bawah Italia, namun di atas Banglades, Meksiko, bahkan Jepang, tambah Airlangga.
"Kemudian untuk jumlah tes per 1.000.000 penduduk itu, kita sekitar 6.552 (spesimen). Apabila kita lihat spesimen PCR (polymerase chain reaction) ini, DKI Jakarta memang tertinggi yaitu 181.239, diikuti Jawa Timur 111.841 dan Jawa Barat 88.994," jelasnya.
Jumlah tes PCR yang dilakukan DKI Jakarta hingga Selasa (11/8) sebanyak 469.582 tes, setara dengan 44.113 tes per satu juta penduduk jika dibandingkan dengan rasio populasi.
Angka rasio tes di DKI Jakarta tersebut di atas standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organisation (WHO), yaitu 10.000 tes per satu juta penduduk.
Baca juga: Wapres Ma'ruf sebut iman, imun, aman, amin untuk tangkal COVID-19
Baca juga: Anies minta dukungan pemerintah untuk perluasan tes COVID-19
Baca juga: COVID-19 musibah global, Wapres apresiasi PBNU gelar pertobatan global
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020