• Beranda
  • Berita
  • Ratusan alat musik tradisional nusantara dipamerkan di Ambon

Ratusan alat musik tradisional nusantara dipamerkan di Ambon

10 November 2020 17:15 WIB
Ratusan alat musik tradisional nusantara dipamerkan di Ambon
Bundengan, alat musik tradisional koleksi Museum Ranggawarsita, Jawa Tangah dipamerkan di Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara di Ambon (10/11) (Shariva Alaidrus)
Sebanyak 263 koleksi alat musik tradisional jenis petik, pukul dan gesek asli Indonesia dipamerkan dalam Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara di gedung pameran tetap satu Museum Siwalima Provinsi Maluku, Kota Ambon, Selasa.

Ratusan alat musik tradisional yang dipamerkan merupakan koleksi dari 31 museum di Indonesia, di antaranya Museum Nasional, Museum MH Thamrin, Museum Sejarah Kota Jakarta, Museum Seribu Moko dan Museum Loka Budaya Universitas Cendrawasih.

Bertemakan "Simfoni Cinta Nusantara", Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara di Kota Ambon akan berlangsung hingga 25 November mendatang.

"Pameran alat musik tradisional nusantara merupakan kegiatan bersama museum negeri provinsi. Pertama kali digelar tahun 2010 di Museum Nasional di Jakarta," kata Kepala Museum Siwalima Provinsi Maluku Jean Esther Saiya.

Baca juga: Anggota DPR dukung Karinding masuk warisan budaya dunia oleh UNESCO

Baca juga: Wali Kota Pontianak dukung seniman kledi tampil di Jerman


Sejak digelar pertama kali di Museum Nasional pada 2010, pameran alat musik tradisional nusantara telah dibawa keliling 10 kota di Indonesia.

Museum Siwalima di Kota Ambon menjadi tuan rumah ke-11, setelah sebelumnya dilaksanakan di Museum Mpu Tantular di Sidoarjo pada 14 Agustus-14 September 2019.

Pembukaan pameran di Meseum Siwalima dihibur oleh penampilan orkes musik tradisi Molucca Bamboo Wind Orchestra atau MBO. Mereka membawakan tembang-tembang tradisional nusantara secara medley dengan iringan tiupan suling bambu.

Sedikitnya ada 12 alat musik tradisional Maluku yang juga ikut dipamerkan, yakni jukulele, rebana, tifa, rumba dari tempurung kelapa, suling melintang atau floit, suling paruh, tahuri (terompet dari kulit kerang), gong totobuang, gong sedang, hawaian, tiwal dan prai.

Jean juga berharap Pameran Alat Musik Tradisional Nusantara bisa menaikkan jumlah kunjungan ke Museum Siwalima yang menurun drastis akibat pandemi COVID-19.

"Sebelumnya museum ditutup dan baru buka lagi Juni kemarin. Jumlah pengunjung memang menurun drastis, bahkan hampir tak ada yang datang. Semoga pameran ini bisa meningkatkkan jumlah pengunjung ke Museum Siwalima," ucap Jean.

Baca juga: Mikha Angelo harap alat musik buatan Indonesia semakin populer

Baca juga: Museum Nasional simpan 471 alat musik warisan Jaap Kunst

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020