• Beranda
  • Berita
  • Pakar Epideomologi: Waspadai ekor pandemi COVID-19 di Sulsel

Pakar Epideomologi: Waspadai ekor pandemi COVID-19 di Sulsel

10 November 2020 20:14 WIB
Pakar Epideomologi: Waspadai ekor pandemi COVID-19 di Sulsel
Ilustrasi. Pelaksanaan operasi yustisi oleh Satpol PP Kota Makassar. ANTARA Foto/HO-Humas Pemkot Makassar
Pakar Epideomologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin mengingatkan seluruh masyarakat agar waspada terhadap ekor pandemi COVID-19 setelah penyebaran kasus corona melandai beberapa pekan terakhir di Sulsel.

Prof Ridwan di Makassar, Selasa mengatakan untuk menjaga COVID-19 tetap terkontrol di ekor pandeminya, program trisula yang terdiri dari Tracing, Testing dan Edukasi harus tetap dimasifkan, kendati Makassar telah keluar dari zona merah.

"Termasuk operasi yustisi harus terus berjalan, literasi kesehatan harus terus ditingkatkan dan mempertahankan kualitas layanan," kata dia.

Program trisula yang konsisten dengan dukungan penuh seluruh warga Sulsel dinilai akan berdampak nyata dalam pengendalian COVID-19 yang semakin baik.

Baca juga: Guru Besar Unhas terima penghargaan bintang jasa dari Kaisar Jepang

Menurut Ketua Tim Konsultan Satgas COVID-19, beberapa titik rawan yang tetap perlu mendapat perhatian adalah pelaksanaan isolasi mandiri yang masih tinggi di kisaran 25 persen.

"Dalam pelaksanaannya, isolasi mandiri relatif tidak terkontrol dengan baik, sehingga peluang terbentuknya klaster keluarga terbuka lebar. Begitu juga klaster perkantoran dan perjalanan, harus dapat ditangani dengan baik," urainya.

Memasuki awal Nopember 2020, beberapa indikator COVID-19 bergeser ke arah yang semakin baik.

Satgas Sulsel mencatat bahwa pada 5 November terdapat lima kabupaten/kota yang masuk zona kuning, yakni Selayar, Barru, Takalar, Wajo dan Sidrap. "Kabupaten yang lain termasuk zona orange dan belum ada yang zona hijau," katanya.

Membaiknya indikator itu tergambar dari semakin membaiknya angka kesembuhan yang mencapai 90 persen, angka kasus positif semakin menurun hingga 7persen, angka kematian 2,5 persen dengan positif rate specimen sekitar 6 persen. Begitu juga dengan angka reproduksi efektif dalam sepekan terakhir di bawah satu (0.5).

Baca juga: Peringkat enam nasional, Unhas loloskan 27 tim ke Pimnas ke-33

Baca juga: Mentan berharap Unhas ikut andil dalam riset dan teknologi pertanian


Selain itu, tren nasional COVID-19 juga sudah menunjukkan titik baliknya dengan curva yang mulai menurun.

"Perkembangan penanganan yang semakin terkontrol ini memungkinkan untuk segera membenahi aktivitas yang sudah lama terpuruk dengan catatan terus menjaga disiplin terhadap penegakan protokol kesehatan," tuturnya.

Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020