Divisi Humas Mabes Polri memberikan pelatihan tentang peliputan penanggulangan bencana banjir kepada sejumlah awak media agar dalam pelaksanaan nantinya dapat berjalan aman dan lancar serta meminimalisir kecelakaan.Pemateri juga mengajarkan bagaimana cara membuat pelampung dengan celana apabila korban sudah lelah berada di air
Kegiatan pelatihan ini juga diikuti oleh anggota Humas Polri, bertempat di Mako Dit Polair Baharkam Polri, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat.
Baca juga: Proyek penanggulangan genangan di Jalan DI Panjaitan rampung Desember
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono menyebutkan pelatihan ini untuk membentuk sinergi antara Humas Polri, Polair dan Media, agar satu frekuensi pada saat peliputan bencana alam, khususnya banjir.
"Intinya kita mengajak dalam situasi tanggap bencana ini ada suatu pelatihan supaya ada ritme, satu irama antara media dan humas semua kegiatan peliputan media dan upaya Polri dalam penanggulangan bencana bisa berjalan baik," kata Argo.
Total ada sekitar 60 peserta pelatihan digital media dalam penanggulangan bencana, di mana 25 orang di antaranya merupakan awak media dari berbagai media utama di Ibu Kota Jakarta dan sisanya anggota Humas Polri.
Menurut Argo, pelatihan ini tercetus setelah ada evaluasi dari pimpinan Polri terkait minimmya informasi tentang kegiatan Polri dalam penanggulangan bencana di Tanah Air.
Baca juga: Dana sekitar Rp1 triliun dikucurkan untuk tanggulangi banjir ibu kota
Dari evaluasi tersebut didapati bahwa Humas Polri belum memiliki sarana prasarana yang memadai dalam mempublikasikan peliputan penanggulangan bencana oleh institusi Polri.
Untuk itu, Humas Polri bekerja sama dengan Dit Polair Korp Polisi Perairan dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri untuk meminjamkan sarana prasarana serta keilmuannya untuk memberikan pelatihan peliputan penanggulangan bencana khusus banjir.
Menurut Argo, bencana banjir di Indonesia memiliki frekuensi tinggi, cacatan dari Mabes Polri dalam setahun terjadi 900 kali kejadian banjir di seluruh Indonesia.
"Jadi dengan pelatihan ini semua kegiatan dapat berjalan, berita didapat secara 'real time' di lapangan, upaya penanggulangan bencana juga bisa dilakukan dan terliput dengan baik," kata Argo.
Pemateri pelatihan disampaikan oleh anggota dari Dit Polair Korp Polisi Perairan dan Udara (Korpolairud) Baharkam Polri, berupa materi secara teori di dalam ruangan dan praktik di lapangan.
Teori diberikan sebelum praktik dilakukan tujuannya agar peserta memahami alat dan peralatan yang akan digunakan selama penanggulangan bencana berlangsung.
Beberapa materi yang disampaikan seperti pengenalan jenis-jenis perahu yang digunakan saat banjir terjadi, posisi yang aman kameramen berada di perahu saat berada di atas permuakaan sungai, laut maupun banjir.
Peserta juga dikenalkan cara-cara bertahan di air apabila terjadi insiden perahu, seperti cara berenang atau mengapung yang aman agar tidak kehabisan tenaga.
Baca juga: Pemkot Jakarta Utara susun pedoman penanggulangan banjir
"Personal safety, orang jatuh di air, gunakan cara mengapung di air dengan mengurangi pergerakan, bermain pernafasan, hemat energi," kata Kompol Farid, Kepala Seksi Pertolongan dan Penyelamatan di Patroli Air Polair Polri.
Pemateri juga mengajarkan bagaimana cara membuat pelampung dengan celana apabila korban sudah lelah berada di air dan belum ada tim penolong yang datang.
Kompol Farid juga mengingatkan cara terbaik untuk menolong korban tenggelam yang panik adalah dengan cara memberinya pelampung, karena korban yang panik dapat mengakibatkan si penolong ikut jadi korban juga.
"Paling sulit menyelamatkan orang tenggelam dalam posisi panik, penolong bisa jadi korban, dengan posisi ini cara terbaik untuk menolongnya adalah dengan memberi pelampung," kata Farid.
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020