"Terutama terkait kematian ibu dan anak, gizi, keluarga berencana, dan imunisasi," ujar Giwo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan jumlah kunjungan ke Posyandu mengalami penurunan selama pandemi, yang mana pada Januari sebanyak 14,8 persen kemudian Februari 62,7 persen. Namun, pada Maret mulai menurun yakni 12,4 persen, kemudian April tiga persen, Mei 3,5 persen, Juni sebanyak 4,5 persen, dan Juli sebanyak 2,7 persen.
Akibatnya, pelayanan kesehatan dan gizi menjadi terhambat, daya beli masyarakat menurun, ketidakpastian mendapatkan layanan kesehatan, vitamin, KB, maupun obat bagi Kesehatan Ibu Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA).
Baca juga: Dokter Kandungan: Ibu hamil lebih rentan terkena COVID-19
Baca juga: Dinkes Lampung sebut dua ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19
"Juga menyebabkan ketidaksiapan menghadapi kegawatdaruratan saat komplikasi kehamilan, bersalin dan nifas, serta tidak tahu kepada siapa meminta pertolongan," tambah dia.
Saat pandemi COVID-19, ibu hamil juga sangat rentan terpapar COVID-19 dan cenderung mengalami gangguan saluran pernafasan. Perubahan sistem imun dan kardiovaskular pada ibu hamil berpotensi untuk menderita penyakit berat jika terinfeksi virus.
"Kemudian demam tinggi dengan penyebab apapun akan meningkatkan angka kelainan bawaan. Selanjutnya jika mempunyai penyakit penyerta harus lebih waspada lagi," ujar Giwo lagi.
Ibu hamil selama pandemi COVID-19, kata dia, harus istirahat cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan menjaga tubuh tetap kecukupan kebutuhan air.
Sejumlah upaya yang dilakukan PPI selama pandemi yakni bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan melakukan bakti sosial dan edukasi pada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak.
Ke depan, PPI menggagas kader kesehatan di masyarakat untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak. Juga pemutusan mata rantai dan pencegahan COVID-19 dengan tersedianya kader kesehatan terlatih.
"Di Kabupaten Sragen telah dilakukan pendampingan ibu hamil oleh bidan yang baru lulus. Hasilnya terjadi penurunan angka kematian ibu yang signifikan," papar dia lagi.*
Baca juga: Ibu hamil dan bayi harus dapat gizi seimbang dan ASI saat pandemi
Baca juga: Spesialis obstetri sarankan ibu hamil patuhi protokol saat periksa
Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020