"Ya, sejak Selasa ada pemasangan GPS baru untuk pemantauan aktivitas di Gunung Kerinci ini," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Kerinci S Mamory ketika dihubungi dari Jambi, Sabtu.
Selama empat hari, tim berada di dekat kawah gunung tertinggi di Pulau Sumatera tersebut. GPS tersebut berfungsi untuk pengamatan atau pemantauan deformasi gunung api.
Baca juga: BPBD: Erupsi Gunung Kerinci sudah biasa
S Mamory menyebutkan, sebanyak lima orang petugas dilibatkan dalam pemasangan perangkat yang dapat meningkatkan kehandalan dan akurasi pemantauan gunung api tersebut.
Selain pemasangan GPS, juga dilengkapi dengan pemasangan pagar pengamannya agar perangkat itu terlindungi.
"Ya pasang pagar juga, sejak Selasa tim beraktivitas memasang dan menempatkan fasilitas pendukung dan pengamannya," katanya.
GPS merupakan sistem satelit navigasi yang membantu menentukan posisi yang berbasis pada pengamatan satelit GPS.
Cara kerjanya atau operasionalnya di gunung api dengan survei GPS yakni menempatkannya pada titik yang ditetapkan koordinatnya dengan GPS.
Dengan penetapan titik secara akurat dan mempelajari pola dan kecepatan perubahan koordinat pada kecepatan perubahan koordinat di titik itu dari koordinat di titik itu maka karakteristik ground deformation pada tubuh gunung api dapat dihitung dan selanjutnya dipelajari.
Pemantauan deformasi dengan menggunakan GPS dilakukan secara episodik dan atau kontinyu.
Saat ini Gunung Kerinci berstatus level II atau waspada sejak tahun 2007. Pemantauan gunung api itu dilakukan di kawasan Kayu Aro Kabupaten Kerinci.
Daerah tersebut merupakan hamparan kawasan wisata, perkebunan dan pertanian yang diandalkan di Jambi dan Sumatera Barat.
Baca juga: Aktivitas Gunung Kerinci kembali normal pascaerupsi
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020