"Satu mata pelajaran hanya 25 menit dari waktu normal 45 menit. Perbelajaran tatap muka ini benar-benar dibuat seefektif mungkin sehingga siswa tidak terlalu lama berada di sekolah," kata Kepala SMPN 7 Banjarmasin, Kabul MPd, Senin.
SMPN 7 Banjarmasin menjadi satu dari empat SMP yang memutuskan menggelar pembelajaran tatap muka dalam program simulasi yang mendapat persetujuan Dinas Pendidikan setempat. Tiga sekolah lainnya, yakni SMPN 10, SMPN 12 dan SMPN 31 Banjarmasin.
Kabul mengakui, protokol kesehatan menjadi hal utama yang benar-benar diperhatikan selama proses pembelajaran di sekolah. Ketika masuk pintu gerbang sekolah, siswa dan guru dicek suhu tubuh dan diwajibkan mencuci tangan. Ruang kelas pun hanya diisi sepertiga dari jumlah siswa yang setuju mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Jadi misal ada 32 siswa dalam satu kelas dan yang setuju 30 orang, maka kami bagi 3 kelompok belajar masing-masing 10 siswa. Untuk hari Senin absen 1 sampai 10, hari Selasa absen 11 sampai 20 dan hari Rabu absen 21 sampai 30. Berikutnya Kamis kembali ke absen 1 sampai 10 dan seterusnya. Sehingga dalam satu minggu setiap siswa hanya mengikuti dua kali pertemuan di sekolah," paparnya.
Baca juga: Dari zona hijau, Banjarmasin setuju rancangan sekolah tatap muka
Baca juga: Sebagian SMP di Kotim kembali pembelajaran secara daring
Kabul mengungkapkan, kebijakan pembelajaran tatap muka berdasarkan hasil jajak pendapat orang tua siswa yang mana 543 dari 662 orang atau 82,40 persen menghendaki sekolah dibuka. Bahkan, dari 116 orang tua yang sebelumnya tidak setuju, lebih dari 20 orang hari ini merubah keputusannya menjadi setuju.
"Tatap muka ini sejatinya hanya sepertiga dari jumlah pertemuan perminggunya. Jadi dua pertiga tetap belajar di rumah atau secara daring," jelasnya.
Sementara Rusdiana SPd selaku Wali Kelas VII C SMPN 7 Banjarmasin mengakui pembelajaran tatap muka menjadi semangat baru di tengah dinamika belajar daring yang banyak tantangan dan hambatannya.
Dijelaskan dia, belajar di kelas dimanfaatkan siswa untuk dapat bertanya hal-hal yang tak dimengerti selama belajar daring.
"Anak-anak terlihat sangat senang begitu juga kami guru-guru menyambut positif belajar di sekolah ini. Interaksi di kelas ini sangat dirindukan. Namun tentunya kita tetap harus mengikuti kebijakan pemerintah terkait pandemi COVID-19," kata guru mata pelajaran Bahasa Indonesia ini.
Baca juga: Di Tanah Bumbu, guru wajib hadir di sekolah saat pembelajaran daring
Salah satu siswi SMPN 7 Banjarmasin Deviana Nayla mengaku sangat senang karena dapat bertatap muka dengan teman-teman selama belajar secara langsung di sekolah.
"Selama belajar daring saya merasa tidak ada kesulitan tapi kesininya mulai bosan jadi pengennya masuk sekolah," katanya.
Senada disampaikan siswi lainnya Ceccillia yang berharap belajar tatap muka dapat dilaksanakan secara terus menerus hingga pandemi COVID-19 benar-benar berakhir.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Totok Agus Daryanto mengaku meminta laporan perhari pihak sekolah selama simulasi pembelajaran tatap muka berlangsung dua minggu kedepan.
"Apa saja permasalahan yang muncul misalnya terus kami evaluasi. Jika tidak ada kendala dan semuanya lancar dalam koridor patuh protokol kesehatan, maka bisa saja sekolah lainnya juga melaksanakan pembelajaran tatap muka seiring zonasi COVID-19 menghijau," tandasnya.
Pewarta: Firman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020