"Pemasangan perangkap evakuasi dilakukan bersama aparat nagari, Bhabinsa, Bhabinkamtibmas dan warga, Rabu (18/11) sore," kata Kepala BKSDA Resor Agam, Ade Putra di Lubukbasung, Rabu.
Ia mengatakan, perangkap itu diberi umpan berupa kambing dan bakal dipantau selama satu minggu ke depan.
Apabila tertangkap, macan dahan itu akan dievakuasi ke kantor BKSDA Resor Agam dan dilepas liar ke habitatnya.
"Macan dahan ini dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya," katanya.
Baca juga: BKSDA Agam duga tiga ekor kambing mati karena dimangsa macan dahan
Pemasangan perangkap evakuasi yang terbuat dari besi dengan panjang dua meter dan lebar 120 centimeter itu setelah Tim BKSDA Resor Agam menemukan jejak dan cakaran baru di sekitar kandang.
Selain itu, warga sekitar ada melihat macan dahan mendekati kandang kambing milik warga, Selasa (17/11) malam.
"Kami melakukan identifikasi untuk melihat jejak kaki dan cakaran satwa itu sejak Selasa (17/11), setelah mendapatkan laporan konflik antara manusia dengan satwa," katanya.
Baca juga: Tiga ekor kambing warga Paraman Agam dimangsa satwa liar
Sebelumnya, tiga ekor kambing milik Idon (32) satu ekor dan milik Muhammad Hakim (60) dua ekor dimangsa satwa liar, Minggu (15/11) malam.
Kambing Idon mati di lokasi kandang tanpa mengalami luka, satu ekor kambing Muhammad Hakim mengalami luka robek pada bagian pinggang dan satu ekor lagi dibawa satwa itu sekitar 100 meter dari kandang.
Dengan kondisi itu, Ade mengimbau warga untuk mengandangkan ternak dan berhati-hati saat keluar rumah.
"Kandang harus diberikan penerangan agar ternak tidak dimangsa satwa liar," katanya.
Saat ini, BKSDA Resor Agam menangani dua konflik manusia dengan satwa liar. Sebelumnya juga memasang perangkap di Kelok 42 Jorong Kuok III Koto, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur, Senin (16/11), setelah beruang madu masuk ke pemukiman warga.
Baca juga: Dua sapi milik warga Aceh Selatan mati diduga dimangsa harimau
Baca juga: Warga Siak-Riau resah ternak sapinya dimangsa harimau
Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020