• Beranda
  • Berita
  • Tiga ekor kambing warga Paraman Agam dimangsa satwa liar

Tiga ekor kambing warga Paraman Agam dimangsa satwa liar

16 November 2020 22:13 WIB
Tiga ekor kambing warga Paraman Agam dimangsa satwa liar
Jejak satwa memangsa ternak warga di Sungai Pua, Kecamatan Palembayan pada Juni 2020. ANTARA/HO-Dok.pri
Tiga ekor kambing milik warga Kampuang Koto, Jorong Paraman, Nagari Sipinang, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat diduga dimangsa satwa liar saat berada di dalam kandang, Minggu (15/11) malam.

Bhabinkamtibmas Nagari Sipinang, Bripka Andre Gusman di Lubukbasung, Senin, mengatakan tiga ekor kambing itu milik Idon (32) satu ekor dalam kondisi mati tanpa mengalami luka-luka dan kambing milik Muhammad Hakim (60) dua ekor.

Satu ekor kambing Muhammad Hakim dibawa kabur satwa itu dan satu ekor lagi mengalami patah tulang pada bagian pinggang.

"Satu ekor kambing yang mengalami patah tulang itu langsung disembelih oleh pemiliknya," katanya.

Baca juga: Ternak warga Agam mati dimangsa satwa liar

Ia mengatakan, kambing itu dimangsa saat berada di dalam kandang tidak jauh dari lokasi.

Saat itu, pemilik ternak yang mendengar adanya bunyian di dalam kandang bergegas memeriksa dan tiba-tiba satwa tersebut langsung lari sembari membawa satu ekor kambing.

Tempat terpisah, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Ade Putra menambahkan pihaknya menerima informasi konflik manusia dengan satwa liar dari Pejabat Sementara Wali Nagari Sipinang, Senin (16/11) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Rencananya kami bakal ke lokasi konflik itu pada Selasa (17/11) pagi, karena sedang menangani konflik manusia dengan beruang madu di Kelok 42 Jorong Kuok III Koto, Nagari Matua Mudiak, Kecamatan Matur," katanya.

Baca juga: Ternak warga Agam dimangsa satwa liar saat berada di kandang

Di lokasi, BKSDA Resor Agam bakal melakukan identifikasi lapangan berupa jejak, cakaran dan kotoran dalam memastikan jenis satwa dan keberadaannya.

Apabila masih di lokasi, BKSDA Resor Agam melakukan pengusiran atau pemasangan perangkap evakuasi. "Pengusiran atau pemasangan perangkap itu bakal kita lakukan setelah identifikasi lokasi," katanya.

Ia mengakui konflik itu juga pernah terjadi di Nagari Sipinang pada 2017 dengan memangsa tiga ekor kerbau. Tiga ekor kerbau itu mengalami luka berat pada bagian tubuh setelah digigit harimau Sumatera. 

Baca juga: Sumber makanan menipis sebabkan harimau keluar teritori
Baca juga: Petani kopi tewas diterkam harimau di kawasan hutan lindung Lahat



 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020