"Insipiratorku dalam bermusik, adalah almarhum Chrisye, Glenn Fredly, mereka adalah musisi yanga ku kagumi dan menggugahku untuk berkarya. Tapi tetap saja, inspirasi utamaku adalah orang tua," ungkap Segara kepada ANTARA, Kamis (19/11).
"Sudah pasti (ayah). Siapa pun orangnya, inspirator pertama pasti orang tua karena kita belajar dari orang tua, terlebih profesiku dan orang tua juga sama. Sehingga sebagian besar (inspirasi) datang dari mereka sejak aku kecil," imbuhnya.
Baca juga: Tantangan Segara bawakan kembali lagu "Hati Selembut Salju"
Baca juga: Segara hidupkan lagu "Hati Selembut Salju" milik Jamal Mirdad
Pelantun lagu "Melepas Senja" itu pun tak mengelak bahwa musik yang ia buat juga secara tak langsung terpengaruh dari karya-karya sang ayah, mengingat Segara sudah akrab dengan lagu-lagu Ebiet sejak kecil. Ia juga mengatakan sering menyaksikan ayahnya berlatih dan bekerja di studio.
"Aku lahir dan musik yang aku dengar adalah musik yang dibuat orang tua, ayah terutama. Aku sering ke studio, nemenin latihan, dan aku enggak bisa bohong kalau enggak ada influence," kata Segara.
"Tapi, keluarga lebih ke support system, bukan ke bagaimana membuat karyanya. Ayah, kakak, mereka sudah terjun di dunia musik dari lama, jadi support ke aku lebih ke sisi industrinya seperti apa, musisi itu seperti ini, dan lainnya," tambah si bungsu dari empat bersaudara itu.
Ketika disinggung apakah sang ayah, Ebiet, memiliki pesan tersendiri bagi anak-anaknya yang mengikuti jejaknya di dunia musik, Segara mengaku ayahnya membebaskan anak-anaknya untuk mengejar karir di industri mana pun. Bahkan, Ebiet sempat memintanya untuk berkarir di industri selain musik.
Segara lalu bercerita bagaimana dirinya sempat bekerja sebagai seorang pegawai kantoran di sebuah perusahaan teknologi ketika ia menyelesaikan pendidikan tingginya di jurusan ekonomi.
Namun, setelah beberapa bulan mencoba jalan tersebut, dirinya semakin yakin bahwa ia lebih ingin bermusik--hal yang ia impikan untuk lakukan sejak dirinya masuk kuliah.
Keputusannya itu pun didukung oleh mentornya di kantor, serta keluarganya. Dan ia juga akhirnya mengerti mengapa sang ayah sempat ingin memintanya bekerja di bidang selain musik.
"Menurutku, itu karena beliau tidak ingin memberikan karpet merah untuk anaknya. Karena kalau kita cari sendiri, kesulitan akan jadi pengalaman yang berharga. Aku menangkap secara tersirat seperti itu," kata Segara.
"Beliau membuat kita menjadi musisi dan seniman yang independen, terutama pada awal-awal (menjadi musikus)," pungkasnya.
Baca juga: Adera siapkan album kedua
Baca juga: Ebiet G. Ade gelar konser musikalisasi puisi
Baca juga: Generasi Gigi hingga Wali, perjalanan pop religi Indonesia (3)
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020