Pendanaan lini kredit itu akan disalurkan ke pengguna Kredivo di Indonesia, dan kerja sama ini menandai babak penting untuk kedua perusahaan.
Baca juga: Kominfo bantu tangani kasus "fintech"
Baca juga: Tokocrypto rilis aplikasi mobile untuk Android
Bagi Kredivo, pendanaan lini kredit ini merupakan yang terbesar dalam sejarah perusahaan sekaligus terbesar di industri fintech se-Asia Tenggara. Sementara bagi VPC, pendanaan ini menandai investasi pertama mereka di pasar Asia Tenggara.
Dirampungkan pada kuartal III tahun 2020 ini, kerja sama strategis tersebut akan semakin mendorong momentum besar pertumbuhan bisnis Kredivo yang telah berlangsung hingga saat ini serta memperkuat matriks risiko Kredivo, meskipun di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
“Pendanaan lini kredit besar yang tersedia melalui fasilitas ini akan mengakselerasi skalabilitas bisnis dan merealisasikan target kami untuk melayani hingga 10 juta pengguna baru dalam beberapa tahun ke depan,” kata Co-founder Kredivo, Umang Rustagi, dalam siaran pers, Kamis.
“Kami senang sekali dapat bekerja sama dengan Kredivo. Kredivo mampu memperlihatkan kombinasi yang unik antara pertumbuhan, jangkauan pasar, manajemen risiko dan inklusi keuangan di Indonesia, yang merupakan salah satu pasar paling berkembang di dunia,” kata Gordon Watson, partner di VPC.
Tidak hanya bagi Kredivo, transaksi ini juga menjadi momentum penting bagi ekosistem kredit digital di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, mengingat penetrasi kartu kredit yang masih berada pada angka 3 persen dan keterbatasan lembaga keuangan konvensional dalam menyalurkan kredit tanpa jaminan.
Baca juga: Menko Airlangga: "Fintech" punya andil besar dukung PEN
Baca juga: BI ungkap pergeseran sistem pembayaran ritel melalui "fintech"
Pewarta: Suryanto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020