Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan pada hakikatnya mendorong kedamaian, keadilan dan masyarakat yang inklusif yakni bebas dari rasa takut dan kekerasan.Ini tujuan utama dari SDGs nomor 16. Jadi tanpa adanya perdamaian, keadilan dan inklusif, maka SDGs akan sulit tercapai
"Ini tujuan utama dari SDGs nomor 16. Jadi tanpa adanya perdamaian, keadilan dan inklusif, maka SDGs akan sulit tercapai," kata dia dalam diskusi daring dengan tema "Solidaritas dan Kerukunan Antarumat Sebagai Perwujudan SDG16 Indonesia untuk Bangkit dari COVID-19" yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Untuk merealisasikan hal tersebut, ia mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama melangkah. Pertama, ialah dengan menciptakan masyarakat yang damai dengan melakukan pencegahan dan mengakhiri kekerasan di masyarakat.
Kedua, bersama-sama mewujudkan masyarakat yang adil dengan menyelesaikan masalah-masalah keadilan yang ditimbulkan khususnya yang terjadi di masa pandemi.
"Termasuk di antaranya stigma dan perlakuan diskriminasi," katanya.
Kemudian, setiap pihak terkait juga diajak untuk memromosikan masyarakat yang inklusif yang merupakan komponen terpenting dalam melaksanakan prinsip utama agenda tersebut sehingga tidak ada satupun yang tertinggal.
Ia mengakui pemerintah jelas tidak dapat bekerja sendirian, melainkan memerlukan kolabolasi yang intensif antarpemerintah dan nonpemerintah.
Oleh karena itu, berbagai langkah bersama bisa dilakukan untuk mengatasi dampak pandemi COVID-19 dalam agenda aksi kolektif untuk mendukung pencapaian SDGs.
Kerja sama tersebut tentunya didasari dengan keadilan serta kolaborasi dalam upaya mengisi, mengatasi COVID-19 baik dari sisi penguatan sistem kesehatan maupun mitigasi dampak sosial dan ekonomi dari pandemi.
Selain itu, ke depannya kerja sama perlu diarahkan untuk lebih inklusif dimana tidak hanya berfokus pada aspek kesehatan dan pemulihan ekonomi pascapandemi. Tetapi juga pada berbagai aspek keberlanjutan pembangunan melalui kerja sama dan kemitraan antarumat di Indonesia.
Di sisi lain, ia menjelaskan sebenarnya terdapat beberapa inisiatif dan inovasi yang sudah dilakukan dalam semangat solidaritas antarumat sebagai upaya penanggulangan COVID-19 dan hal itu diapresiasi.
Baik dari sisi organisasi masyarakat termasuk organisasi keagamaan dalam memberikan bantuan kepada masyarakat berupa masker secara gratis, sembako serta mendidik masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
Begitu pula dengan tingginya jiwa filantropis dan gotong royong penduduk Indonesia di masa pandemi.
Sebagai contoh melalui halaman kitabisa.com donasi yang dikumpulkan mencapai Rp25 miliar pada April 2020 untuk membantu penyediaan alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan serta bantuan sembako untuk masyarakat yang terdampak COVID-19, demikian Suharso Monoarfa.
Baca juga: Bappenas sebut pencapaian target SDGs terdampak pandemi COVID-19
Baca juga: Bappenas sebut butuh tindakan besar capai target ambisius SDGs 2030
Baca juga: Pemerintah butuhkan dana Rp27.835 triliun SDGs hingga 2030
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020