Diego Simeone masih sulit menerima kabar kepergian Diego Maradona beberapa saat sebelum timnya Atletico Madrid bermain melawan Lokomotiv Moskow.Saat mereka memberi tahu Anda tentang situasi ini (Maradona sekarat) Anda berkata, 'Itu tidak mungkin, ia selalu bisa bertahan
Maradona meninggal dunia di usia 60 tahun pada Rabu, pengacaranya membenarkan bahwa ia meninggal karena serangan jantung.
Kabar meninggalnya Maradona muncul sebelum Atletico menghadapi Lokomotiv Moscow di Liga Champions, dengan pertandingan Grup A tersebut berakhir 0-0.
Baca juga: Villas Boas minta FIFA istirahatkan Nomor 10 untuk hormati Maradona
Simeone sempat bermain untuk tim nasional (timnas) Argentina bersama legenda Napoli itu di Piala Dunia 1994, juga pernah menjadi rekan satu tim di Sevilla pada 1992-93.
"Ini sulit. Ketika mereka menghubungi Anda di telepon dan memberi tahu Anda bahwa Diego meninggal dunia, Anda berpikir, 'Diego tidak bisa mati'," kata Simeone pada konferensi pers yang dikutip Goal usai pertandingan pada Kamis.
"Sebuah mitos meninggalkan kita, seorang Argentina yang menularkan semua pemberontakannya untuk bertarung dengan hal-hal positif dan negatifnya, tetapi selalu maju. Cara untuk bersemangat bermain sepak bola adalah dengan melihatnya."
Baca juga: Status kultus Maradona jauh melebihi lapangan sepak bola
Baca juga: Napoli akan tambahkan nama Diego Maradona di stadion San Paolo
"Ia menyambut saya dengan cara yang spektakuler di Sevilla, saya masih muda. Saat mereka memberi tahu Anda tentang situasi ini (Maradona sekarat) Anda berkata, 'Itu tidak mungkin, ia selalu bisa bertahan.'"
"Kali ini ia tidak bisa, tetapi ia akan selalu bersama kami, terutama dengan Argentina, ia adalah mitos dan itu memberi kami banyak kesedihan dan kehampaan - itu tidak mungkin. Pelukan yang sangat kuat untuk keluarga terdekatnya."
Baca juga: Maradona berpulang, Argentina tetapkan tiga hari masa berkabung
Baca juga: Paus Fransiskus turut doakan kepergian Maradona
Baca juga: Dunia sepak bola berduka lepas kepergian Diego Maradona
Pewarta: Hendri Sukma Indrawan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2020