Rusia mengatakan vaksin Sputnik V 92 persen efektif untuk melindungi orang dari COVID-19, menurut hasil uji coba sementara, sedangkan AstraZeneca mengatakan vaksin COVID-19 yang diproduksinya 70 persen efektif dalam uji coba penting dan bisa efektif hingga 90 persen.
"Jika mereka melakukan uji klinis baru, kami menyarankan untuk mencoba rejimen menggabungkan suntikan AZ dengan suntikan vektor adenoviral manusia #SputnikV untuk meningkatkan kemanjuran," kata pengembang vaksin Rusia di akun Twitter mereka, Kamis (26/11).
"Menggabungkan vaksin mungkin terbukti penting untuk vaksinasi ulang."
AstraZeneca mengatakan akan memiliki sebanyak 200 juta dosis vaksin pada akhir 2020.
Vaksin yang dikembangkan Inggris itu dipandang sebagai salah satu harapan terbaik bagi banyak negara berkembang karena harganya yang lebih murah dan kemampuannya untuk diangkut pada suhu lemari es yang normal.
Dengan 2.187.990 infeksi, Rusia memiliki jumlah kasus COVID-19 terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, India, dan Brazil.
AstraZeneca kemungkinan akan menjalankan uji coba global tambahan untuk menilai kemanjuran vaksinnya, kata kepala eksekutifnya Pascal Soriot, seperti dikutip oleh Bloomberg News, setelah pertanyaan diajukan atas hasil dari studi tahap akhir.
Ketika ditanya tentang keraguan soal vaksin AstraZeneca, Kepala Penasihat Ilmiah pemerintah Inggris Patrick Vallance mengatakan bahwa vaksin itu berhasil.
"Hasil utamanya adalah vaksin itu bekerja dan itu sangat menarik," kata Vallance dalam pengarahan pers dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Sumber: Reuters
Baca juga: Rusia jual ratusan juta dosis vaksin COVID-19 ke India
Baca juga: WHO, Rusia bahas daftar penggunaan darurat vaksin COVID Sputnik
Baca juga: AstraZeneca sebut "vaksin untuk dunia" 90 persen efektif
RI amankan 100 juta dosis vaksin Inggris AstraZeneca
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020