Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (GTK Dikmensus), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Yaswardi mendorong para guru saling berbagi ilmu pengetahuan hingga pengalaman untuk mampu menginspirasi dan mencapai profesionalitas.
"Bicara profesional guru tidak cukup dengan kompetensi, di dalamnya ada kepribadian, sosial. Guru berbagi harus sampai titik inspiring teacher, salah satu indikatornya berbagi ilmu dan pengetahuan, pengalaman, hal-hal yang selama ini berdampak pada profesinya, fokus melayani peserta didik," ujar Yaswardi dalam webinar yang diselenggarakan Quipper Indonesia, Jumat.
Menurut Yaswardi, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini, berbagi informasi, pengalaman dilandasi rasa empati dan simpati menjadi suatu keharusan.
Di sisi lain, mereka perlu merancang pembelajaran yang menyenangkan untuk peserta didik. Peran tutor sebaya juga bisa menjadi membantu. Anak-anak potensial bisa berbagi ilmu pada teman sebayanya dengan pendekatan kolegial dan gaya yang lugas.
Hal senada diungkapkan pakar pendidikan, Itje Chodidjah yang mengungkapkan, perjalanan seorang guru untuk bisa sampai pada titik menginspirasi berasal dari interaksi dengan para koleganya.
"Karena mereka berbagi sekaligus saling berempati, lebih jauh lagi saling belajar, melihat konteks mengajar dari berbagai angle sehingga memperkaya (ilmunya). Ketika sudah sering berbagi pada level apapun, akan makin bertambah pandangan kita, keterampilan terus berkembang setelah itu maka terbangun rasa percaya diri," tutur dia.
Baca juga: Zenius rilis sistem manajemen pembelajaran gratis "Zenius untuk Guru"
Baca juga: Mendikbud: Semua guru honorer berpeluang jadi P3K pada 2021
Menurut Itje, hal ini juga akan mendukung ekosistem pendidikan yang kuat. "Proses pembelajaran untuk menjadi guru inspiratif adalah interaksi dan saling berbagi antar guru, sehingga menjadikan ekosistem pendidikan yang kuat," kata dia.
Tantangan masa pandemi
Itje mengatakan, di masa pandemi COVID-19 saat ini, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh tak bisa dihindari para guru.
Menurut dia, walau pada awalnya sebagian guru mengaku keberatan namun perlahan mereka bisa beradaptasi hingga mahir memanfaatkan teknologi untuk mendukung pembelajaran siswa jarak jauh (PJJ).
"Pandemi COVID-19 sebagai titik balik dan percepatan kita untuk memahami kehidupan di abad 21 yang tidak bisa dihindari penggunaan teknologi. Semua harus serta merta mempelajari. Setelah beberapa bulan, perkembangan yang kondusif. Banyak guru yang antipati sekarang sudah mahir menggunakan beberapa platform," tutur Itje.
Itje menuturkan, setelah mahir memanfaatkan teknologi, tantangan selanjutnya bagaimana mengemas teknologi dan pedagogi dalam kemasan efisien dan bermakna sehingga makin mendekatkan pada tujuan membangkitkan motivasi anak dan menumbuhkan kompetensinya.
Dalam kesempatan itu, Business Development Manager Quipper Indonesia, Ruth Ayu Hapsari mengapresiasi inovasi-inovasi yang para guru lahirkan di situasi pandemi dengan memanfaatkan teknologi.
Dia mencontohkan, salah satu guru di Jakarta meminta para muridnya mengumpulkan tugas dalam bentuk puisi tentang COVID-19 lalu mengunggahnya di platform musik online.
"Saya melihat kegiatan ini mungkin dulu belum terpikir tetapi sekarang dengan situasi spesial ini maka guru sudah mulai berinovasi," demikian kata Ayu.
Baca juga: Dua kado Nadiem Makarim untuk para guru
Baca juga: TikTok gandeng Ikatan Guru Indonesia gelar "workshop" pendidikan
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020