Baca juga: Snapchat punya fitur mirip TikTok, "Spotlight"
Baca juga: Media sosial, sarana mengajak generasi muda selamatkan dunia
"Konten digital edukasi memang menjadi fokus Ikatan Guru Indonesia apalagi jaringan Sekilah Digital Indonesia karena memang selama ini kami mengupayakan segala cara agar guru-guru bisa lebih kreatif menjalankan pembelajaran," ujar Ketua Umum, Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Jaringan Sekolah Digital Indonesia (JSDI), Muhammad Ramli Rahim, dalam konferensi pers virtual, Selasa.
Lebih dari itu, menurut Ramli, guru perlu selalu belajar mengikuti perkembangan teknologi agar dapat terus menyampaikan materi pengajaran yang efektif kepada para pelajar.
Berdasarkan hasil survei dari Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, dan Wahana Visi Indonesia, disebutkan bahwa 95 persen setuju untuk melakukan pembelajaran jarak jauh atau kombinasi dengan pembelajaran langsung setelah pandemi.
Dari survei tersebut juga ditemukan bahwa 62 persen guru memerlukan pelatihan digital tingkat lanjut. Untuk mendukung kebutuhan para guru ini, TikTok Indonesia, bersama dengan IGI dan JSDI, akan mengadakan webinar di 10 kota di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh, Makassar, hingga Maluku.
Webinar ini akan memberikan pengenalan tentang TikTok, kreasi konten, keamanan digital, dan pemanfaatan platfrom tersebut untuk mendukung kegiatan belajar mengajar para guru. Diselenggarakan mulai bulan Desember 2020, webinar ini diharapkan dapat menjangkau lebih dari 1000 guru.
"Di TikTok, Kami memahami bagaimana tantangan bagi edukasi terutama para guru di era pandemi ini. Karena itu, kami berharap melalui kerjasama ini, kami dapat mendukung para guru, dosen dan pelaku pendidikan lainnya untuk dapat memaksimalkan penggunaan video singkat sebagai wadah alternatif yang kreatif dan mudah dipahami oleh generasi muda Indonesia," kata Angga Anugrah Putra, Head of User and Content Operations, TikTok Indonesia.
Lebih lanjut, Angga mengungkapkan, saat ini konten edukasi menjadi konten Top 2 di TikTok, setelah komedi. Awal mula kehadiran konten edukasi, menurut Angga, dipicu dengan kebutuhan pembelajaran dari rumah dikarenakan pandemi, namun tren semakin konsisten dengan semakin banyak konten video edukasi yang dibuat dan dibagikan.
"Harapan kami, kami ingin orang-orang menggunakan TikTok bukan hanya mendapatkan hiburan, tapi juga belajar hal baru. Kami juga berharap para guru dapat berbagi pengetahuannya dengan para anak bimbingnya, melalui TikTok dan menunjukkan bahwa hiburan dan belajar itu bisa bersatu dalam sebuah konten video singkat," ujar Angga.
Webinar "Memaksimalkan Video Pendek untuk Pendidikan" ini merupakan bagian dari program #SamaSamaBelajar yang diluncurkan TikTok pada bulan Mei lalu. Program yang mendorong konten berbasis edukasi atau skill ini telah mendapatkan lebih dari 35 miliar views dan membawa konten edukasi sebagai salah sau dari top konten di TikTok.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga telah memiliki sejumlah program untuk membekali keterampilan digital para guru, di antaranya program Coding Teacher Academy (CTA), yang merupakan satu dari empat pelatihan akademi dari program Digital Talent Scholarship (DTS).
Coding Teacher Academy ini program pelatihan pengembangan SDM dalam materi Coding yang ditujukan kepada 2000 guru yang berprofesi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), baik di tingkat SMA, SMK/MA, SMP, maupun SD.
Baca juga: TikTok menjawab soal perlindungan hak cipta lagu
Baca juga: Pandemi bikin Dipha Barus beradaptasi dalam produksi musik
Baca juga: TikTok perbarui fitur "Family Pairing" untuk tingkatkan privasi
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020