Shoigu menyebutkan bahwa 2.500 anggota militer telah divaksinasi COVID-19, dengan target yang diharapkan sebanyak 80.000 personel hingga akhir tahun ini, tulis beberapa kantor berita Rusia yang mengutip pernyataannya.
Negara yang tengah mengembangkan beberapa vaksin COVID-19 itu mengalami lonjakan kasus infeksi sejak September, namun otoritas tidak memberlakukan aturan karantina wilayah, melainkan menerapkan sejumlah langkah pencegahan di wilayah tertentu.
Di Ibu Kota Moskow, antara 1.500 hingga 1.700 pasien dilarikan ke rumah sakit setiap harinya akibat COVID-19, menurut Wakil Wali Kota Anastasia Rrakova. Sementara pada Jumat, rekor infeksi harian tercatat sebanyak 7.918 kasus.
"Situasi wabah COVID-19 di Moskow masih sangat berat, hari ini kita mencatat apa yang disebut sebagai rekor baru," tulis kantor berita Rusia, mengutip pernyataan Rakova.
Meskipun terjadi lonjakan kasus, Rakova menyatakan masih tersedia sekitar 5.000 ranjang perawatan di rumah sakit dan sebanyak 12 pusat pemeriksaan CT scan telah dibuka untuk menyediakan layanan 24 jam bagi para pasien.
Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 2.215.533 kasus COVID-19, Rusia menempati posisi keempat negara dengan kasus terbanyak hingga saat ini, di bawah Amerika Serikat, India, dan Brazil. Tercatat 38.558 kematian telah terjadi di negara itu sejauh ini.
Saat ini, Institut Gamaleya Rusia tengah berada alam tahap uji coba akhir vaksin COVID-19 Sputnik V, sementara Institut Vector di Siberia mengembangkan EpiVacCorona.
Sumber: Reuters
Baca juga: Moskow siapkan vaksinasi saat Rusia kekurangan dokter
Baca juga: Moskow ubah arena seluncur es jadi rumah sakit COVID-19
Baca juga: Moskow perpanjang masa isolasi mandiri COVID hingga 15 Januari
Ini jumlah vaksin COVID-19 yang dibutuhkan Indonesia menurut Bio Farma
Pewarta: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2020