"Penguatan karakter ini lebih mudah diajarkan dengan menunjukkan keteladanan. Guru bersikap sesuai nilai dan norma kebaikan yang bisa dicontoh secara langsung oleh murid. Secara tatap muka pembelajarannya mungkin lebih maksimal, tetapi secara daring hal itu tentu tetap bisa dilakukan," katanya di Padang, Jumat.
Ia mencontohkan sebelum memberikan materi pendidikan secara daring melalui rekaman video atau aplikasi lain, guru tetap memulai dengan berdoa sesuai keyakinan masing-masing. Dengan demikian nilai religius sebagai salah satu pondasi pendidikan karakter tetap bisa tertanam.
Guru juga bisa menyelipkan cerita tentang keteladanan dalam materi ajar sehingga murid terpancing untuk ingin tahu lebih jauh. Atau bisa juga dengan memberikan tugas bagi siswa yang berkaitan dengan nilai-nilai penguatan karakter seperti kejujuran, belas kasih, keberanian, kerjasama dan kerja keras.
"Intinya keteladanan itu bisa diajarkan dengan banyak cara, termasuk secara daring," katanya.
Namun ia mengakui cukup banyak juga guru yang saat ini belum terlalu fasih dengan teknologi. Apalagi pandemi COVID-19 yang datang secara tiba-tiba juga memaksa sistem pembelajaran daring dilakukan secara tiba-tiba pula, tanpa persiapan.
Kendala itu bisa menjadi persoalan tersendiri. Sedangkan guru yang fasih teknologi belum tentu mampu berinovasi memberikan materi pembelajaran daring, apalagi guru yang gagap teknologi.
Baca juga: Menteri Nadiem: nilai Pelajar Pancasila bisa diciptakan saat BDR
Baca juga: Belajar dari pewayangan dan pendidikan karakter
Karena itu sudah menjadi sebuah keharusan bagi guru untuk memahami teknologi, setidaknya yang bisa dimanfaatkan untuk mengajar secara daring. Meskipun ada solusi lain yang bisa yaitu dengan meminta bantuan dari guru-guru Teknologi dan komunikasi (TIK).
Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Atas (PSMA) Dinas Pendidikan Sumbar, Suryanto mengatakan dalam waktu relatif singkat guru-guru, mau atau tidak mau, harus bisa beradaptasi dengan sistem pembelajaran daring.
Tugas guru untuk mengajar serta mendidik siswa tetap harus berjalan dengan segala daya upaya.
"Secara kualitas mungkin ada penurunan karena sistem daring yang tiba-tiba ini, tetapi guru-guru mulai bisa beradaptasi demikian juga siswa," katanya.
Dengan demikian ia yakin pendidikan karakter tetap bisa berjalan meskipun siswa belajar dari rumah.
Baca juga: Cegah kekerasan pada siswa, Kemendikbud tanamkan penguatan karakter
Baca juga: Kemendikbud: Gerakan Seniman Masuk Sekolah bagian pendidikan karakter
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020