Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) merupakan bagian dari pendidikan karakter siswa.Melalui program ini bukan berarti Kemendikbud ingin semua siswa menjadi seniman
"Melalui program ini bukan berarti Kemendikbud ingin semua siswa menjadi seniman, melainkan ini bagian dari pendidikan karakter siswa," ujar Hilmar Farid dalam taklimat media GSMS di Jakarta, Rabu.
GSMS merupakan program seniman memberikan pembelajaran seni budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Seniman yang dimaksud di sini ialah orang yang memiliki bakat seni dan berhasil menciptakan dan menyelenggarakan karya seni (perupa, penyair, penyanyi dan sebagainya).
Baca juga: Disdik keluhkan kurangnya guru seni di sekolah
Hilmar menjelaskan GSMS dimulai pada 2017 dan berlangsung rutin setiap tahun. Pada tahun 2020 ini, pelaksanaan GSMS bekerja sama dengan 16 dinas pendidikan kabupaten/kota.
GSMS diselenggarakan bekerja sama dengan dinas pendidikan kabupaten/kota yang berkomitmen GSMS yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan berdasarkan mekanisme "sharing" dana APBN dan APBD.
"GSMS pada tahun ini akan melibatkan 210 seniman dari masing-masing daerah yang akan mengajar 4.200 peserta didik di 210 sekolah jenjang SD, SMP, SMA/SMK swasta dan negeri," terang dia.
Baca juga: Kemendikbud: Pembelajaran tatap muka PAUD dapat dimulai pada Oktober
Pelaksanaan GSMS 2020 diselenggarakan secara luring dan daring. Dia berharap melalui program itu, dapat menginspirasi, memenuhi pendidikan anak seutuhnya, untuk membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan menguatkan.
Kegiatan GSMS diharapkan juga dapat menciptakan warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya masyarakat.
"Melalui program ini, diharapkan dapat meningkatkan wawasan peserta didik tentang seni budaya serta memberikan motivasi untuk berprestasi di bidang seni. Selain itu dengan belajar seni diharapkan dapat memperkuat karakter siswa. Seni merupakan salah satu pilar penting dalam penguatan karakter bangsa," terang dia.
Baca juga: Jumlah kompetensi dasar pada kurikulum darurat dikurangi
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan mengatakan awalnya terdapat 64 kabupaten/kota yang akan mengikuti kegiatan tersebut.
"Namun sejumlah daerah melakukan pengaturan ulang anggaran, hingga akhirnya hanya 16 kabupaten/kota yang terlibat pada tahun ini," terang Restu.
Mekanisme pembelajaran GSMS dilakukan secara daring oleh seniman dengan dapat didampingi oleh asisten seniman berasal dari sekolah, dengan pengawasan dari dinas pendidikan daerah dan dapat dilakukan secara luring (tatap muka) secara langsung dengan pelaksanaan tetap mengacu pada protokol kesehatan.
Baca juga: Kemendikbud: Asesmen dalam kondisi khusus sama dengan kondisi umum
Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020