Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam pernyataannya di Jakarta, Minggu, optimistis bisa mewujudkan target tersebut pada 2024 mendatang.
"Kami bukan asal hitung ya. Beberapa lembaga survei menyebutkan angka yang cukup besar. Sebelumnya kita dipatok hanya 3 persen, 2,5 persen, paling pol 4 persen. Tapi kalau kita lihat lembaga survei kemarin ada yang memberikan 6,8 persen," kata Syaikhu.
Ia menjelaskan bahwa PKS mengadakan survei sendiri pada Agustus 2020 yang ternyata mampu mencapai angka 14,8 persen.
Baca juga: PKS luncurkan lambang baru
"Itulah makanya yang menjadi patokan untuk Insya Allah ke depan bisa ditingkatkan lebih 15 persen," ungkapnya.
Yang kedua, kata dia, pihaknya melihat ada indikator yang dilakukan sebuah survei saat satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf bahwa dari kepuasan publik kinerja pemerintahan sebanyak 58,2 persen menyatakan tidak puas.
Segmentasi itulah, kata Syaikhu, yang akan diambil dan mudah-mudahan 58,2 persen itu bisa menjadi "captive market" PKS.
"Harapan ya seperti itu. Sehingga obsesi mudah-mudahan ke depan ceruk-ceruk ini bisa kita ambil, termasuk di dalamnya adalah ceruk milenial," kata Syaikhu.
Baca juga: Gamal Albinsaid bergabung di PKS untuk persiapan Pemilu 2024
Alasan itulah, diakui Syaikhu, yang membuatnya menunjuk aktivis sosiopreneur dan tokoh pemuda nasional dr Gamal Albinsaid sebagai Ketua Bidang Kepemudaan DPP PKS.
"Itulah saya kenapa menempatkan dr Gamal Albinsaid sebagai Kabid Kepemudaan. Karena beliau secara berprestasi di dalam dan di luar negeri," katanya.
Sementara itu, Gamal menyatakan alasannya berkenan menjadi Ketua DPP PKS karena melihat budaya partai politik memiliki kelebihan dan kekurangan, sementara PKS menerapkan budaya merit sistem yang memberikan penghargaan lebih kepada orang-orang berprestasi.
"Jadi PKS ingin memberikan pesan kepada generasi muda Indonesia. Partai ini memberikan keadilan peluang. Partai ini memberikan kesempatan yang sungguh-sungguh dan berkomitmen," ujarnya.
Baca juga: Fraksi PKS serukan tolak politik uang dalam Pilkada Medan 2020
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020