Pihak Istana Kepresidenan menegaskan Presiden RI Joko Widodo menggunakan pendekatan kesejahteraan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan di Papua.Pendekatan selama ini lebih diutamakan pada kesejahteraan daripada pendekatan keamanan.
"Dari awal Pak Jokowi mengatakan bahwa penyelesaian Papua lebih menitikberatkan pada pendekatan kesejahteraan. Prosperity approach," ujar Kepala Staf Kepresidenan Meoldoko dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Buktinya Presiden membangun berbagai infrastruktur di Papua agar wilayah itu tidak tertinggal. Selain itu, lanjut Meoldoko, Presiden membangun sektor ekonomi dengan contoh menetapkan BBM satu harga.
"Berikutnya, kesehatan juga luar biasa. Pendidikan juga seperti itu," katanya menjelaskan.
Berkaitan dengan masih adanya korban atas aksi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, Moeldoko mengatakan bahwa hal tersebut merupakan upaya sistematis dari pihak KKB untuk menekan dan meneror masyarakat.
Baca juga: Moeldoko: Otsus kedua semangat baru percepatan pembangunan Papua
"Kenapa demikian? Karena (bagi KKB) masyarakat tidak boleh sejahtera. Kalau masyarakat sejahtera, dia (KKB) tidak lagi punya pengaruh. Contohnya jalan yang sedang dibangun diganggu, pembakaran sekolah, itu indikator-indikator. Karena mereka tidak ingin masyarakat berpihak pada TNI/Polri," kata Moeldoko.
Moeldoko menegaskan bahwa Negara tidak bisa tinggal diam atas aksi-aksi kekerasan yang dilakukan KKB terhadap masyarakat Papua. Oleh karena itu, masih diperlukan penempatan pasukan di wilayah itu.
"Itu sebetulnya tujuannya. Kita ke sana bukan dalam rangka apa-apa, melainkan dalam rangka melindungi masyarakat, jangan sampai mereka hidup tidak tenteram, tidak aman," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa di Papua bukan hanya masyarakat Papua, melainkan beragam.
"Tugas Negara melindungi semua. Jadi, jangan salah, pendekatan selama ini lebih diutamakan kesejahteraan daripada pendekatan keamanan," katanya menandaskan.
Baca juga: KSP sebut pemerintah terus perhatikan pembangunan Papua - Papua Barat
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2020