Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan penting untuk mempertimbangkan sejumlah hal terkait rencana pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 mengingat seluruh pihak perlu melakukan penanganan khusus demi keselamatan anak di tengah pandemi COVID-19.pembelajaran melalui sistem jarak jauh lebih aman
"Kami memandang perlu untuk memerhatikan sejumlah hal. Sebab, pembukaan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar tatap muka mengandung risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus COVlD-19," kata Ketua Umum IDAI DR Dr Aman Bhakti Pulungan melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Apalagi, menurut Aman, diketahui adanya peningkatan jumlah kasus yang signifikan pascapembukaan sekolah telah dilaporkan di banyak negara sekalipun negara maju di antaranya Korea Selatan, Prancis, Amerika serta termasuk pula di Indonesia. Sehingga penundaan sekolah dikatakan dapat menurunkan transmisi penularan.
Baca juga: Pemerintah mengizinkan pembelajaran tatap muka, tidak mewajibkan
Aman mengatakan, untuk kembali melakukan pembelajaran tatap muka, pertama perlu diperhatikan adanya upaya bersama yang mendukung kesehatan serta kesejahteraan anak Indonesia dan hal itu harus terus diperjuangkan.
Kedua, seluruh pemangku kepentingan baik orangtua, masyarakat maupun pemerintah berkewajiban memenuhi hak anak sesuai dengan konvensi hak anak tahun 1990 yaitu hak untuk hidup, hak untuk bertumbuh dan berkembang dengan baik, serta hak untuk mendapatkan perlindungan.
Kemudian, penting untuk memahami bahwa pendidikan disiplin hidup bersih, sehat serta penerapan protokol kesehatan dimulai dari rumah sebagai lingkungan terdekat anak, terlepas dari apakah anak menghadiri kegiatan belajar tatap muka atau tidak.
"Sebenarnya saat ini IDAI memandang pembelajaran melalui sistem jarak jauh lebih aman. Apalagi pembukaan pembelajaran tatap muka tetap harus menimbang dan memerhatikan panduan dari WHO, publikasi ilmiah, publikasi di media massa dan data COVID-19 di Indonesia," ujar dia.
Baca juga: Kemendikbud : Orang tua punya hak penuh izinkan anaknya sekolah
Di samping itu, ia mengingatkan pada kelompok anak yang tinggal di sekolah berasrama diperlukan peran keluarga serta lingkungan sekolah dan asrama sehingga pemenuhan kebutuhan dasar, tumbuh kembang, bimbingan dan pendidikan perilaku dapat terlaksana dengan meminimalkan risiko penyebaran penyakit.
Lebih jauh, kebijakan pembukaan sekolah di masing-masing daerah harus meminta pertimbangan dinas kesehatan dan organisasi profesi kesehatan setempat dengan memerhatikan angka kejadian dan angka kematian COVID-19 di daerah tersebut masih meningkat atau tidak.
Yang tidak kalah penting, ujar dia, pihak sekolah hendaknya pertama-tama memenuhi standar protokol kesehatan dengan memastikan dukungan fasilitas yang memadai sesuai anjuran atau petunjuk teknis yang berlaku sebelum merencanakan dimulainya pembelajaran tatap muka dan memastikan segala sesuatunya dapat terpenuhi selama kegiatan berlangsung.
Baca juga: Orang tua dukung rencana pembelajaran tatap muka Januari 2021
Secara umum, ia mengingatkan bahwa peningkatan kapasitas contact tracing dan tata laksana kasus COVID-19 perlu terus diupayakan. Sebab, perubahan besar yang terjadi selama masa pandemi akan menjadi bagian dari potret kehidupan anak yang sedang beranjak dewasa.
Di tambah pula, kebutuhan untuk membentuk perilaku sehat yang konsisten adalah suatu keniscayaan yang perlu ditanamkan sejak dini agar menjadi kebiasaan rutin di kemudian hari.
"Karena itu peran orangtua, keluarga, guru serta lingkungan terdekat anak untuk mendidik dengan sabar dan konsisten sejak dini sangatlah penting. Semoga anak Indonesia selamat melewati pandemi ini," ujarnya.
Baca juga: KPAI dorong kesiapan semua pihak hadapi rencana sekolah tatap muka
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020